Pekanbaru (27/10) – Perambahan yang semakin meluas di Kawasan TNTN, sebenarnya dapat dicegah apabila pihak terkait bertindak tegas sejak dari awal penetapan kawasan. Degradasi hutan Tesso Nilo yang terus-menerus tersebut akan memiliki dampak yang merusak keseimbangan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya. Kehilangan habitat merupakan faktor utama yang mengancam kelestarian satwa besar seperti gajah dan harimau di kawasan tersebut. Berkurangnya habitat mengakibatkan meningkatkan frekwensi konflik antara masyarakat dan perusahaan perkebunan dengan gajah.
“Taman Nasional Tesso Nilo saat ini berada dalam kondisi kritis. Perlu ada solusi dari pihak terkait guna menyelamatkan kawasan konservasi ini dari laju alih fungsi hutan alam menjadi lahan perkebunan serta pemukiman,” ungkap pihak TNTN.
Untuk mengatasi hal tersebut pihak TNTN melaksanakan audiensi ke Makorem 031/WB Jl. Mayor Ali Rasyid No. 1 Pekanbaru dengan maksud untuk bekerja sama dengan pihak Korem 031/WB agar melaksanakan tanam pohon di kawasan TNTN dalam bentuk karya bakti seluas 250 Ha berupa tanaman Pulai dan Jengkol.
Kunjungan pihak TNTN tersebut disambut baik oleh Danrem 031/WB brigjen TNI Priahdi Agus Irianto. Danrem sangat mendukung program yang dilakukan oleh TNTN guna menyelamatkan hutan dataran rendah yang masih tersisa tersebut dari kehancuran dan sesuai dengan program Angkatan Darat yang dikenal dengan sebutan “Serbuan Teritorial”.
Hadir dalam audiensi tersebut Kepala Balai Besar KSDA Riau, Kepala Bapedas Indragiri Rokan dan tujuh rombongan lainnya, para Kasi Korem 031/WB serta Kapenrem 031/WB.