JAKARTA, tniad.mil.id – Batalyon Infanteri 756/WMS adalah Batalyon di bawah Jajaran Korem 172/PWY Kodam XVII/Cen yang berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Tengah Papua. Sejumlah delapan personel Yonif 756/WMS mendapat kesempatan berangkat ke luar negeri untuk melaksanakan misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Satgas Kizi Konga XX-Q Monusco Kongo Tahun 2020-2021.
Dalam keterangan tertulis Yonif 756/WMS Rabu (17/3/2021, dari kedelapan prajurit Yonif 756/WMS yang berangkat untuk melaksanakan misi perdamaian dunia ini salah satunya merupakan anak putra Papua yang lahir dan besar di Wamena, Kabupaten Jayawijaya yang bernama Prajurit Satu (Pratu) Andreas Kosi.
Banyak prestasi yang sudah ditorehkan oleh prajurit Andreas Kosi ini, salah satunya diberikan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) oleh Panglima TNI dan Surat Penghargaan dari Kasad atas keberhasilan dalam pelaksanaan Tugas operasi Satgaspamrahwan kompi Yonif 756/WMS di wilayah Lani Jaya tahun 2019.
“Selanjutnya Kami mengucapkan terimakasih kepada Pimpinan TNI – AD karena telah memberikan kepercayaan kepada anggota Yonif 756/WMS khususnya Putra daerah asli lembah Baliem Wamena untuk mendapatkan kesempatan sebagai pasukan perdamaian dunia di bawah naungan PBB, “ ujar Wadanyonif 756/WMS Kapten Inf Zurilham.
“Kejarlah semua hal yang kamu impikan dan inginkan sampai terwujud. Tetapi ingat satu hal, semua itu butuh proses. Dan dalam setiap proses yang dilalui, kamu harus memiliki tekad dan keyakinan serta dan yang terpenting selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkahmu, ” tutur Zurilham kepada Andres Kosi saat mengantarkan ke rumah keluarganya.
Kepada Bapa Yeri Kosi (Ayah Andreas Kosi), kami dari Yonif 756/WMS sangat bangga terhadap anak bapak, atas keberhasilannya dalam melaksanakan tugas mengamankan dunia sehingga saya harus mengantarkannya sendiri untuk kembali kepada bapak dan ibu,”ungkap Wadanyonif.
Setibanya Pratu Andreas di kampung halamannya, rombongan langsung disambut dengan adat setempat. Suasana hangat dan harmonis begitu terasa ketika rombongan dipersilahkan masuk ke rumah Honai yang merupakan rumah Adat Papua.
Orang tua Andreas sangat berterima kasih kepada pimpinan TNI-AD karena telah memberikan kesempatan kepada anaknya ikut serta dalam penugasan luar negeri dan membawanya kembali ke rumah dengan selamat.
Harapan dari peristiwa ini agar memotivasi khususnya putra putri asli Papua, bahwa terlahir dan tumbuh di tengah pegunungan tidak serta merta membuat seseorang menjadi terisolasi dan tidak memiliki mimpi, namun dapat berdedikasi menjaga kedaulatan NKRI bahkan di mata dunia internasional melalui profesi menjadi prajurit TNI AD. (Dispenad)