
Presiden Republik Indonesia Ir H Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. dan Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna memberikan pengarahan dihadapan 182 orang Perwira Tinggi (Pati) TNI peserta Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2016, di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (16/12).
Rapim TNI yang mengambil tema ‘Meningkatkan Loyalitas, Moralitas dan Integritas Sebagai Landasan dalam Mewujudkan TNI yang Kuat, Hebat, Profesional dan Dicintai Rakyat’ tersebut juga dihadiri oleh Menko Polhukam RI Luhut B. Panjaitan, Menlu RI Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Mentan RI Andi Amran Sulaiman.
Presiden Jokowi mengatakan saat ini Indonesia menghadapi tantangan baru pasca perang dingin berubah. Konstelasi politik dan ekonomi berubah sangat cepat, dan hal ini mau tidak mau harus diikuti.
Terkait dengan pertahanan, Presiden menegaskan bahwa, hampir semua negara berlomba-lomba untuk memajukan strategi pertahanannya. Untuk itu, Indonesia harus berupaya membangun postur pertahanan TNI yang kokoh, Alutsista yang semakin lengkap dan semakin modern. Modernisasi teknologi pertahanan harus dilakukan untuk mengimbangi kemajuan zaman. Kita juga harus mewujudkan kemandirian pertahanan dengan mengurangi ketergantungan kepada impor kebutuhan pertahanan melalui industri pertahanan nasional kita, ujarnya.
Seiring hal itu, Presiden meminta kepada seluruh Pimpinan Prajurit TNI untuk meningkatkan kapasitas sebagai TNI yang profesional, prajurit yang terlatih, tidak terlibat dengan politik praktis, tetapi terus mendukung kebijakan politik negara, sehingga TNI harus berpijak kepada kebijakan politik negara karena semua yang dilakukan negara itu adalah untuk rakyat. Rantai komando TNI harus ditegakkan hanya satu komando tidak kemana-mana, tegak lurus, loyalitas ketaatan pada perintah Presiden sebagai Panglima Tertinggi TNI, pungkasnya.(Sumber: HU Pelita)