
Tantangan keamanan yang bakal dihadapi dunia akan semakin rumit. Calon panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memprediksi akan terjadi pergeseran konflik global ke negara-negara yang berada di garis khatulistiwa, termasuk ke Indonesia.
Jika sekarang lokasi konflik dunia berada di Timur Tengah atau yang kita kenal sebagai Arab Spring, maka ke depan konflik dunia akan bergeser ke negara kaya alam yang berada di ekuator, termasuk Indonesia, kata Gatot saat menjalani uji ke patutan dan kelayakan yang dilakukan Komisi I DPR di Gedung DPR, Jakarta.
Menurut dia, terjadinya pergeseran itu karena perebutan sumber daya alam. Dalam beberapa tahun kedepan, energi hayati, pangan, dan air akan menjadi langka dibanyaknegara, kecuali negara yang ada di ekuator. Semen taraitu, jumlah penduduk dunia akan terus bertambah. Konflikpun bukan lagi disebabkan perbuatan energi fosil, melainkan karena pangan dan air.
Saat menyampaikan visi dan misinya, Gatot juga menyitir pernyataan Presiden Soekarno tentang ancaman tersebut bahwa Indonesia akan jadi sasaran negara lain untuk memperebutkan kekayaan alam. Potensi ancaman global ini sudah diingatkan jauh-jauh hari oleh presiden pertama, Soekarno. Kekayaan alam Indonesia suatu saat nanti akan membuat iri negara-negara besar di dunia, kata Gatot. Untuk itu, tambahnya, sebelum ancaman itu terjadi maka ada baiknya semua pihak untuk mengantisipasinya.
Fakta tersebut merupakan sumber konflik yang harus diperhitungkan oleh seluruh pemangku kepentingan nasional. TNI siap membantu mengatasi ancaman tersebut, dengan menyadarkan dan menyamakan persepsi masyarakat tentang potensi ancaman melalui program pembinaan teritorial, ucap Gatot.
Pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati menilai Jenderal TNI Gatot Nurmantyo adalah seorang jenderal angkatan darat yang profesional dan intelektual. Dia beberapa kali menjad ipembicara di perguruan tinggi seperti UI dan Unpad. Pemikirannya mengenai bagaimana kita antisipasi Proxy war sangat menarik, ujarnya. Selain itu, Gatot juga rajin mengunjungi prajuritnya di berbagai pelosok negeri untuk tetap menjadikan prajurit yang profesional dan tidak larut dalam politik. Gatot juga harus fokus membangun TNI secara holistis sebagaimana yang diperjuangkan pendahulunya. Bukan hanya masalah alutsista, melainkan juga geopolitik dan geostrateginya juga, serta peningkatan sumber daya manusia prajurit TNI disemua matra. Saat duduk sebagai panglima TNI harus lepas dari semangat ego sektoral, diaharus berpikir secara Trimatra, bukan matranya sendiri, ujarnya.
Sementara itu, sepuluh Fraksi di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjabat sebagai panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Moeldoko. Persetujuan tersebut diambil setelah melakukan uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan kurang lebih selama lima jam mulai pukul 15.30 WIB hingga 21.30 WIB.
Seluruh fraksi Komisi I me nyetujui Panglima TNI Jenderal Moeldoko diberhentikan dari TNI dan menyetujui Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi panglima TNI,” kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shiddiq di Gedung DPR kemarin.
Dia juga mengatakan dalam uji kelayakan dan visi-misi yang dipaparkan oleh Gatot, Komisi I memberi pertimbangan-pertimbangan, diantaranya paparanvisi-misi Gatot yang dianggap baik, karena paparannya menggambarkan aspek geopolitik, geoekonomi yang sesuai tren untuk pandangan proyektif jauh kedepan negara Indonesia. Paparannya juga jelas ditegaskan apa yang menjadi ancaman, dan tantangan ditengah dinamika perubahan, ungkapnya.
Sementara itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berterima kasih atas uji kelayakan yang digelar Komisi I. Dia juga tidak menyangka dan menduga bahwa pertanyaan yang dihadapkannya begitu visioner dan strategis maju ke depan. Alhamdulillah lima jam selesai. Jujur, pertanyaan mereka tidak saya duga. Pertanyaan semakin strategis dan harapan ke depan yang lebih baik, ucapnya. (Sumber: HU Seputar Indonesia)