Skip to main content
Berita Satuan

RI Punya Modal Jadi Kekuatan Baru Dunia

Dibaca: 77 Oleh 27 Agu 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi kekuatan baru dunia. Bangsa ini hanya perlu kembali ke sifat arif dan bijaksana untuk bisa menggapai Indonesia Emas 2045.

Kita punya modal bangsa, yakni gotong-royong, demograf ibesar, dan geografis strategis. Jadi, semestinya Indonesia bisa menjadi kekuatan baru di dunia, ujar Gatot dalam seminar kebangsaan bertajuk Refleksi 70 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar Fraksi PKS di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, kemarin.

Gatot juga mengaku kecewa melihat lembaga negara saling tuding dengan lembaga negara lainnya, bahkan saling menjatuhkan. Menurutnya, itu indikasi kehancuran negara sebagaimana yang pernah terjadi dengan Dinasti Qin di China.

Jadi, sudah seharusnya lembaga-lembaga negara di Indonesia bersatu. Anda lihat beberapa lembaga saling tuding dengan lembaga lainnya. Tidak pernah memuji. Bahkan, memuji jadi barang langka, padahal itulah kearifan Indonesia, ujarnya.

Gatot juga menyayangkan sikap bangsa Indonesia yang mulai brutal karena sudah disusupi pengaruh asing. Rakyat Indonesia yang dulunya sangat santun, berubah menjadi anarkis. Bahkan, aksi pukul-pukulan sudah menjadi hal yang biasa. Termasuk ada mahasiswa yang berani merusak universitas sendiri.

Baca juga:  Kodam XII/Tanjungpura Gelar Opsgaktib dan Yustisi Tahun 2017

Bagaimana masyarakat Indonesia yang dulu arif jadi brutal, lalu kembali arif. Dan kami minta bantuan Fraksi PKS membenahi ini agar kita bisa bangkit dan menuju Indonesia Emas 2045, ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

Hal senada diungkapkan Presiden PKS Sohibul Iman. Dia mengatakan, ada tiga modal sosial yang membuat Indonesia bisa tetap bersatu di tengah se­gala kemajemukan. Pertama , modal sosial sense of belonging (rasa kepemilikan) sebagai bangsa.

Kedua, sense of togetherness (rasa kebersamaan) untuk bisa melakukan kerja sama tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama, dan antargolongan. Ketiga , sense of trustwor­thiness (rasa saling percaya), yakni rasa percaya satu sama lain untuk menjaga agar tidak berkembang bibit radikalisme.

Kami, PKS, bertekad menjadi terdepan dalam meme­lihara modal sosial bangsa In­donesia tersebut. Tidak perlu menunggu 2045 untuk menca­pai Indonesia Emas, kita per­cepat 2035, ujar Wakil Ketua Komisi X DPR itu.

Dalam seminar itu, turut menjadi pembicara Ketua Ma­jelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri, pakar komunikasi politik Tjipta Lesmana, sejara­wan Anhar Gonggong, serta staf ahli Badan Intelijen Negara Bidang Ideologi dan Politik Kaharuddin Wahab. (Sumber: HU Seputar Indonesia)

Baca juga:  Peringatan HUT Ke-44 KORPRI

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel