Membentengi generasi muda dengan nilai-nilai dasar negara adalah tugas kita semua. Tidak pandang bulu, semua wajib melakukannya termasuk kepada saudara kita yang menderita tuna rungu. Pada kesempatan ini Kodim 0707/Wonosobo bekerja sama dengan Kantor Kesbangpol mengadakan kegiatan dalam rangka penanaman nilai nilai wawasan kebangsaan kepada anak-anak penderita tuna rungu di Sekolah Denaupakara Wonosobo. Tujuan acara ini adalah meningkatkan rasa nasionalisme berlandaskan niliai nilai Pancasila kepada pemuda-pemudi Wonosobo agar tidak luntur. Kamis (29/9).
Upaya menanggulangi dampak buruk dari era globalisasi terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terus digencarkan oleh Pemerintah. Generasi muda, sebagai penerus estafet bangsa menjadi subjek yang dinilai memiliki peran strategis dalam upaya tersebut, sehingga mereka harus dibekali dengan pemahaman akan pentingnya menjaga NKRI dari beragam ancaman potensial yang muncul. Dengan terlaksananya acara ini diharap banyak para pemuda memahami secara utuh akan apa yang harus mereka lakukan demi mengantisipasi bahaya perpecahan bangsa.
Letkol Dwi Hariyono menyampaikan bahwa kita harus mengingat sejarah bangsa ini memberikan pelajaran penting, mengenai betapa berharganya Persatuan dan Kesatuan. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Majapahit masih berjayan bisa hancur akibat kurangnya persatuan dan kesatuan sehingga, Indonesia terjajah dalam kurun waktu yang lama.
Saat ini kondisi Bangsa Indonesia menjadi incaran negara-negara lain karena kekayaan yang dimiliki. Mereka berupaya dengan berbagai macam agar bisa menguasainya. Untuk itu Letkol Dwi mengingatkan kepada generasi muda agar selalu waspada. Agar kewaspadaan tercipta dengan baik maka menurut Dandim, generasi Wonosobo memang sudah sewajarnya memiliki pemahaman lebih terhadap potensi ancaman disintegrasi, mengingat mereka hidup di era modern nan sarat gemerlap hasil-hasil teknologi. “Ancaman perpecahan bisa datang dari berbagai macam, termasuk dari teknologi canggih seperti gadget,” ungkap Letkol Dwi. Para remaja, disebut Dandim biasanya tak menyadari di tangan mereka peralatan canggih bisa menjadi alat yang mengancam kedaulatan Negara. Tugas sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, raihlah prestasi setinggi mungkin hanya dengan belajar yang keras maka prestasi akan tercipta.
Mira salah satu guru pemandu dan pendamping anak-anak menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bagus sekali diberikan kepada anak-anak yang mempunyai kekurangan, mereka juga anak-anak Indonesia yang ingin keberadaanya bisa diakui seperti anak-anak yang normal. Untuk menujang itu semua banyak keahlian yang diberikan kepadanya sehingga bisa mandiri kelak jika sudah dewasa. Yang membanggakan bahwa anak-anak Dena Upakara mempunyai prestasi sampai dengan tingkat nasional. (Kodim 0707/WSB)