Malang, Kamis (22/9) Indonesia sebagai bangsa yang berada di tengah-tengah perkembangan dunia, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan global dan regional. Isu keamanan domestic yang timbul pada dekade ini tidak terlepas dari kontribusi faktor-faktor eksternal baik langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut antara lain, dampak heterogenitas suku bangsa Indonesia, situasi ekonomi yang menyebabkan beban hidup semakin berat, serta faktor politik dan sosial. Akumulasi faktor eksternal dan internal tersebut kemudian muncul dalam berbagai bentuk ancaman dan gangguan terhadap keamanan nasional, dan pada skala yang luas dapat mengganggu stabilitas kawasan.Disamping itu perkembangan strategi perang secara global juga telah mengalami transformasi, yang semakin hari menjadi semakin nyata mengancam kedaulatan NKRI, yang lebih dikenal sebagai strategi “Proxy War”.
Untuk itu, TNI bekerjasama dengan Perguruan Tinggi mengadakan Rangkaian Seminar Nasinal yang pertama dengan mengambil topik Proxy War bertempat di gedung Lantai 3 Guest House Universitas Brawijaya Malang. Adapun yang menjadi nara sumber dalam seminar kali ini yaitu, Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos. (Aster Panglima TNI), Mayjen TNI Agus Surya Bhakti, Dr. Ir. Nasir Tamara DEA, MA., I Gede Pasek Suardika, S.H. M.H.
Sedangkan seminar yang kedua bertemakan Komponen Pertahanan dengan nara sumber yaitu Mayjen TNI (Purn) Asril Hamza Tanjung, S.I.P., Mayjen TNI Komaruddin S., S.I.P., M.Sc., Prof. Dr. Der. Soz. Gumilar R Somantri dan Prof. Dr. Samsulbahri, M.S. bertempat di gedung Rektorat Lantai 6 Universitas Brawijaya Malang. Kemudian seminar yang ketiga mengambil tema “Regulasi Tentang Tugas Pokok TNI” dengan nara sumber Brigjen TNI Didi Sudiyana, Kolonel Inf Muchtar Lutfi dan Dr. M. Ali Safa’at, SH., MH. Bertempat di gedung Fakultas Hukum Lantai 6 Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan seminar yang terakhir bertemakan Sistem Pertahanan Semesta dengan nara sumber Letjend TNI Dr. I Wayan Widiyo, Brigjen TNI Rahmad Pribadi (Kasdam V/Brawijaya), Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. (Gubernur Jawa Tengah), Prof. Dr. Zaenal Fanani yang bertempat di gedung Rektorat Lantai 8 Universitas Brawijaya Malang.
Proxy War merupakan sebuah strategi perang yang dilakukan oleh non state actor atau state actor melalui perantara atau pihak ketiga. Strategi ini menyasar negara sasaran melalui berbagai macam dimensi (multi dimensional) kehidupan manusia. Oleh karena itu Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat “kaya raya” harus memiliki ketahanan nasional yang tangguh yang dibangun oleh semua komponen bangsa ke dalam satu tujuan guna mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Ketahanan nasional bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI sebagai komponen utama system pertahanan nasional saja akan tetapi perlu didukung oleh komponen bangsa lainnya termasuk kalangan Perguruan Tinggi.
Sesuai dengan tupoksinya masing-masing bahwa, Perguruan Tinggi memiliki tugas untuk mendidik dan mencetak mahasiswa/i sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki intelegensia tinggi sebagai individu yang siap melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Sedangkan TNI AD sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari TNI merupakan komponen utama dalam bidang pertahanan yang memiliki tugas pokok sebagaimana diatur dalam UU RI no 3 tahun 2002 dan UU RI No. 34 tahun 2004, dengan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat melalui berbagai kegiatan Binter oleh Satkowil. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk merajut kembali sinergitas antara TNI-AD dan kalangan Perguruan Tinggi untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki pribadi tangguh yaitu pribadi yang yang sukar dikalahkan, kokoh kuat, tabah dan tahan menderita. Dalam pribadi-pribadi yang tangguh terdapat antara lain keuletan dan kejuangan, sehingga dapat mengatasi segala macam tantangan-ancaman-hambatan-gangguan (AGHT) yang disiapkan dan dibentuk secara berkelanjutan pada setiap generasi.
Kegiatan seminar ini diikuti oleh 400 orang serta dihadiri oleh Para Asisten Kasad, Kasdam V/Brawijaya, Para Komandan Korem Seluruh Indonesia termasuk Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Wachid Apriliyanto, Forkopimda, FKPPI serta Keluarga Besar TNI. (Penrem 083/Bdj)