
Untuk mengawal program gilir giring air ke areal persawahan sesuai jadwal dan muaranya air terbagi secara merata dan dampaknya ancaman kekeringan di Kabupaten Indramayu bisa diminimalisir, Komandan Kodim (Dandim) 0616/Indramayu Letkol ARH Zaenudin berjanji akan menindak tegas mafia air.
“Siapa bermain air, akan ditindak tegas. Siapapun dia,” tandas Dandim saat membuka rapat “Koordinasi Prediksi dan Antisipasi Kekeringan musim tanam (MT) II (gadu) di aula Makodim setempat, Rabu (17/6).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Pabandya Wanwil Kodam III/Siliwangi Letkol Benny Suharto, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Prov Jabar Dr. Ir Nandahg Sunandar, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu H. Firman Muntako, PJTII Didin, perwakilan Bakorwil Cirebon, Kepala BKP3 Indramayu H. Warjo, perwakilan PSDA, Tamben Indramayu, Danramil, Kepala UPTD Pertanian dan Koordinator BPP serta undangan lainnya.
Menurutnya, pengawalan untuk mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Indramayu sudah bagus namun harus lebih dioptimalkan lagi. Daerah-daerah rawan kekeringan diinventarisir. Soliditas petugas di lapangan lebih dioptimalkan lagi. Jika solidii-tas sudah terjaga maka program gilir giring air dari .Bendung Rentang maupun Waduk Jatiluhur bisa terkawal secara maksimal. “Demi suksesi program swasembada pangan maka siapapun yang bermain air akan ditindak tegas,” ujar dia.
Keterlibatan TNI dan Polri dalam mengawal program gilir giring air manfaatnya dirasakan oleh petani dan hal itu diakui oleh Kepala BKP3 Indramayu H. Warjo. Menurutnya, dengan adanya keterlibatan TNI dalam mengatur pola gilir giring air dari bendung/waduk dan seterusnya hingga pematang sawah, air mengalir hingga daerah ujung. “Sekarang sudah tidak ada lagi yang berani membuka pintu air. Semua pintu dijaga oleh TNI/Polri dan petugas lainnya. Beda dengan dulu, kalu dulu, meski pintu air sudah tertutup namun bisa dibuka paksa oleh maña air,” kata Warjo.
Hal tersebut dibenarkan pula oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu H. Firman Muntako. Dengan adanya pengaturan pola gilir giring yang diko-mandoi oleh TNI sekitar 1.000 hektare lahan persawahan yang terancam kekeringan terselamatkan.
Menurutnya, dari 31 kecamatan yang ada di Indramayu sebelas kecamatan terancam kekeringan. Sebaran areal persawahan yang terancam kekeringan sekira 8.500 hektare. Jumlah tersebut sebagian masih bisa diselamatkan, karena kondisi kekeringannya sedang dan ringan “Berkat soliditas tim antisipasi kekeringan sekira 1.000 hektare sudah terselamatkan dan sekarang sedang menyelamatkan 1.300 hektare lagi,” kata dia disela-sela rapat.
Ditambahkan, sumber air yang mengaliri areal persawahan di Kabupaten Indramayu berasal dari tiga titik, pertama Bendung Rentang Jatitujuh Majalengka, Saluran Cipanas dan terakhir Waduk Jatiluhur.
Sementara Kepala BPTP Prov Jabar Dr. Ir Nandang Sunandar mengaku upaya optimalisasi lahan kekeringan di Kabupaten Indramayu sudah maksimal. Menurutnya, curah hujan pada tahun 2015 ini normal. Artinya jika curah hujan normal maka bulan Juni sudah masuk musim kemarau. “Jika sumber air sudah tidak ada maka selamatkan lokasi persawahan yang masih bisa diselamatkan,” kata Nandang. (Sumber: HU Pelita)