Magelang – Upaya percepatan tanam sebagai upaya peningkatan capaian luas tanam guna meningkatkan produksi pangan nasional terus dilaksanakan. Berbagai kegiatan sudah dilaksanakan oleh Distanbunhut Kabupaten Magelang, BPPKP Kabupaten Magelang dan Kodim 0705/Magelang. Seperti yang dilaksanakan di areal persawahan Dusun Krandegan Desa Tempurejo Tempuran. Di areal persawahan ini dilaksanakan percepatan tanam baik secara manual maupun dan dengan transplanter, Senin (28/12).
Kepala Bidang Ir. Eko Widi Hermanto menjelaskan 18 Rice Transplanter yang sudah dibagikan ke berbagai kecamatan hendaknya dimanfaatkan secara maksimal. Penggunaan mesin ini diharapkan mampu membantu upaya percepatan tanam, mengingat saat ini tenaga untuk tanam padi sudah sangat minim.
Lahan seluas ± 40 ha di wilayah Dusun Krandegan, Desa Tempurejo digunakan sebagai area pencanangan tanam serentak baik secara manual maupun tanam menggunaka Rice Transplanter. Penggunaan rice tlansplanter tersebut merupakan tindak lanjut dari upaya peningkatan produksi pangan.
Koordinator BPPK Tempuran H. Gunawan EP, S.P menjelaskan bahwa dengan SRI (Sistem of Rice Intensification) diharapkan akan mampu meningkatkan produksi padi, dengan mengoptimalkan tiga unsur yang ada yaitu pengelolaan tanah, air dan udara.
Masih menurut H Gunawan Kelompok Tani Mrih Raharjo pada tahun ini menerima bantuan optimasi lahan seluas 20 Ha. Bantuan yang berbentuk benih dan pupuk organik, NPK dan pupuk cair. Bantuan dengan sumberdana APBN tersebut diserahkan oleh Ir. H Eko Widi Hermanto (Distan) dan M Taufik (Sekcam Tempuran) kepada Zubedi, Ketua Kelompok Tani Mrih Raharjo.
Slamet Harmono (54), merupakan salah satu petani yang mengikuti pelatihan penggunaan Rice Transplanter di Klaten mengutarakan bahwa sebenarnya tidak sulit untuk mengoperasionalkan mesin tersebut. Hanya saja benih yang disiapkan harus benar sesuai. Benih yang disiapkan dalam pray (baki/tempat penyemaian). Yang perlu diperhatikan adalah pada penyiapan benih ini harus menggunakan pupuk organik. Penyiapan benih dengan menggunakan pray sebenarnya tidak ada bedanya dengan persemaian biasa. Hanya saja kalau penyiapan benih menggunakan pray tidak perlu memerlukan banyak air. Cukup media tanam tersebut dijaga kelembabannya.
“Dengan mesin ini kita bisa menanam padi seluas satu hektar dalam waktu 4 jam” ujar Slamet.
Padi jenis Mikongga yang ditanam di area ini diharapkan bisa dipanen pada bulan Maret yang akan datang, dengan harapan bisa menghasilkan 8 ton padi setaip hektarnya.
Setelah acara tanam padi, dilaksanakan dialog pertanian antara petani, poktan, BPPKP dan Distanbunhut. Pada kesempatan tersebut dibahas berbagai upaya untuk peningkatan produksi pangan guna mencapai pencapaian swasembada pangan.