Skip to main content
Berita Satuan

TNI Bersatu Dengan Rakyat Dan Ulama Demi Keselamatan Negara

Dibaca: 227 Oleh 09 Jun 2017Maret 30th, 2020Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

TNI AD – Ternate. Sampai kapanpun TNI tetap bersatu dengan rakyat dan para Ulama termasuk Santri demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta tetap melindungi keselamatan negara dan bangsa yang kita cintai bersama.

Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada acara buka puasa bersama dengan ribuan masyarakat, tokoh adat, Santri, Ulama dan keluarga besar TNI – Polri, bertempat di Masjid Al-Munawar, Ternate, Maluku Utara, Rabu (7/6/2017).

6__2_

Panglima TNI mengatakan, keberadaan personel TNI dan Polri dimanapun berada adalah untuk melindungi dan menjaga masyarakat agar merasa aman dan tenang. “Saya minta kepada seluruh masyarakat Indonesia, apabila mengetahui ada orang-orang yang tidak dikenal dan kemungkinan datang dari Marawi Filipina, segera laporkan kepada pihak Kepolisian maupun TNI,” tegasnya.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya untuk merebut wilayah Yogjakarta dari penjajah Belanda. Oleh anak buahnya, Pak Dirman dipanggil dengan sebutan Kyai. “Hal ini dikarenakan Jenderal Sudirman merupakan seorang Santri, guru agama dan menjadi Kepala Sekolah dari organisasi keagamaan yaitu Muhammadiyah, yang selalu menjalankan Syariat Islam,” jelasnya.

Baca juga:  17 Pati TNI AD Laporan Korps Kenaikan Pangkat di Mabesad

Dihadapan ribuan jamaah yang hadir, Panglima TNI juga menceritakan kisah seorang pemuda yang dalam waktu empat hari berhasil membangun tembok dengan teliti dan rapi, menggunakan 1.000 batu bata. Namun, saat pemuda mengetahui dan melihat ada 2 batu bata yang tidak bagus pada bangunan tersebut, pemuda itu menyesali dan akan membongkar semua bangunan. Ketika pemuda tersebut hendak membongkar bangunannya, tiba-tiba ada seorang lelaki tua datang dan meminta air minum kepada pemuda tersebut. Kemudian dia memuji dan berkata, alangkah indahnya bangunan ini, siapa yang membangunnya ?” tanya lelaki tua itu.

“Pemuda itu menjawab, saya yang membangun tembok itu. Apakah Bapak tidak melihat ada dua batu bata yang jelek?. Lalu jawab lelaki tua, saya melihat ada 2 batu bata yang jelek, tetapi saya lebih menghargai 998 batu bata yang sempurna. Mendengar apa yang dikatakan lelaki tua tersebut, si pemuda menjadi sadar dan mengurungkan niatnya untuk membongkar bangunannya,” ungkap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, dari cerita di atas dapat diartikan, semua manusia memiliki kekurangan, yang sempurna hanya milik Allah SWT. “Apabila kita melihat sesuatu, lihatlah yang baik dulu, baru yang jeleknya. Kalau mau menjadi orang yang luar biasa, pasti mempunyai banyak kebaikan dan sedikit kekurangannya,” pungkas Panglima TNI.

Baca juga:  Panglima TNI : Tunggu dan Tontonlah Film I Leave My Heart in Lebanon

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel