JAKARTA, tniad.mil.id- TNI – Polri dari Kodim 1702/Jayawijaya, Batalyon Infanteri 756/WMS dan Polres Jayawijaya bersama Forkopimda Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya menyelesaikan konflik yang sedang terjadi antara dua kelompok masyarakat dari suku Nduga dan suku Lanny Jaya.
Penyelesaian permasalahan tersebut diawali dengan rapat koordinasi bersama oleh Forkopimda Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya dengan unsur TNI-Polri bertempat di Gedung Otonom Wenehule Huby, Distrik Wamena, Kab. Jayawijaya, Rabu (12/1/2022).
Dalam keterangan tertulis Penerangan Korem 172/PWY, Jumat (14/1/2022), pada rapat tersebut, Bupati Kabupaten Nduga Wentius Nimiangge, S.AK, S.Pd, MM., mengungkapkan bahwa pihak keluarga korban Almarhum Yonas Kelnea dan Almarhum Luok Heluka, menuntut agar pelaku pembunuhan diproses hukum dan meminta pemberian santunan berupa uang tunai sebesar Rp. 2.500.000.000 dan 20 ekor babi.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kabupaten Lanny Jaya Befa Jigibalom, M.Si., menyampaikan bersedia untuk memenuhi tuntutan korban khususnya masalah pembayaran denda dan santunan kepada keluarga korban.
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang pada kesempatannya mendorong agar Pemerintah Daerah dapat segera melaksanakan proses perdamaian secara adat yaitu pembayaran adat dan upacara bakar darah, patah panah serta kedua belah pihak yang bertikai segera berdamai. Selain itu pada saat perdamaian agar dihadirkan perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dari masing-masing suku yang bertikai.
Selanjutnya setelah pelaksanaan rapat tersebut, pada pukul 15.40 WIT, bertempat di rumah duka Kampung Elekma Distrik Napua Kabupaten Jayawijaya telah berlangsung penyerahan santunan sesuai tuntutan pihak keluarga korban yang dihadiri sekitar 1.500 masyarakat. Rencananya proses perdamaian akan dilangsungkan di Lapangan Sinapuk Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan bahwa TNI akan menyikap setiap permasalahan dengan pendekatan humanis. Dalam hal penyelesaian perang suku antara Suku Nduga dan Lany Jaya, diupayakan agar perdamaian segera dapat dilakukan, dengan mengedepankan pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda. Pihaknya meminta kedua suku yang bertikai, agar menahan diri dan menghentikan perang suku. Mari kita bersama menciptakan kondisi aman dan damai, agar pembangunan dapat berjalan dengan baik. (Dispenad)