Jalan Trans-Papua di Kecamatan Poga, Kabupaten Tolikara, terputus karena bencana longsor pada Sabtu, 13 Februari 2016. Kejadian ini dipicu tingginya curah hujan yang melanda wilayah Pegunungan Tengah Papua selama beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Humas Polda Papua, longsor terjadi sekitar pukul 14.15 WIT. Jalur yang menghubungkan Tolikara ke Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, mengalami kerusakan sepanjang 115 meter dengan ketinggian jurang mencapai 95 meter. Lokasi longsor berjarak 47 kilometer dari Karubaga, ibu kota Tolikara. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patrige Renwarin di Jayapura, Minggu, 14 Februari 2016, mengatakan, jalur itu tak dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua hingga saat ini.
Anggota Polres Tolikara telah berkoordinasi dengan pemda setempat ketika meninjau lokasi longsor. Kami mengimbau agar warga tak mendekati lokasi kejadian untuk menghindari longsor susulan, kata Patrige.
Kapolres Tolikara Ajun Komisaris Besar Musa Korwa saat dihubungi mengatakan belum ada upaya pembuatan jalur alternatif. Sebab, hujan deras masih melanda daerah tersebut. Kami telah berkoordinasi dengan salah satu perusahaan yang sedang mengerjakan pembuatan jalan di sekitar lokasi kejadian. Namun, alat berat tak dapat memasuki lokasi tersebut karena cuaca buruk, kata Musa.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tolikara Dance Yulian Flassy menuturkan, pengerjaan jalan alternatif adalah tanggung jawab Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah X Papua dan Papua Barat. Kami mengharapkan bantuan aparat TNI agar segera membuat jembatan atau jalan alternatif. Sebab, pengerjaan jalan dari pihak balai biasanya memakan waktu yang lama, kata Dance.
Tolikara dan Puncak Jaya akan terisolasi dan kekurangan barang kebutuhan pokok apabila tak ada jalur alternatif. Sebab, ujar Dance, Jalan Trans-Papua adalah satu-satunya jalur yang menghubungkan Wamena ke dua kabupaten tersebut.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Hinsa Siburian menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak balai untuk menanggulangi longsornya Trans-Papua di Poga. Menurut rencana, pihak balai akan mengerjakan jalan alternatif mulai Senin, 15 Februari 2016. Kami akan menerjunkan bantuan personel apabila mereka membutuhkannya, kata Hinsa
Banjir
Hujan yang turun di Kalimantan Barat menyebabkan Kabupaten Bengkayang, Sambas, dan Landak dilanda banjir setinggi 1,5 meter-2,5 meter. Banjir kerap terjadi juga akibat masalah lingkungan yang diabaikan.
Anton P Widjaya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar, Minggu kemarin, menuturkan, sudah sejak lama Walhi mengingatkan pemerintah bahwa kondisi lingkungan sudah kritis sehingga proses pembangunan hendaknya mengakomodasi kerusakan lingkungan tersebut Artinya, pembangunan harusnya tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi, tetapi juga dari perspektif kelestarian lingkungan.
Di Jawa Timur, tak kunjung surutnya genangan air di rel kereta api di daerah banjir di Porong, Sidoarjo, membuat PT KAI harus kembali mengerahkan armada bus dan mengubah jalur perjalanan KA Genangan air di atas rel masih setinggi 60 cm hingga Minggu pagi.
Sepanjang Sabtu malam hingga Minggu pagi, genangan air hanya turun 3 cm Hingga pukul 12 siang Minggu, turun lagi 1 cm. Sebanyak 30 perjalanan KA penumpang terganggu karena melintas di wilayah Porong-Sidoarjo, kata Soeprapto dari Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8.
Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi menyatakan, rel KA di sepanjang Jalan Raya Porong, Sidoarjo, sudah tidak layak pakai karena selalu terendam banjir setiap tahun. Namun, upaya relokasi rel yang telah dimulai sejak 2012 sampai saat ini belum selesai karena terhambat lamanya proses pembebasan lahan.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengakui, banjir di Sidoarjo yang semakin parah disebabkan banyak faktor antara lain luapan Sungai Brantas, drainase yang buruk, dan maraknya pengembangan perumahan di atas tanah resapan. Sidoarjo sebagai penyangga Kota Surabaya menjadi lahan bisnis properti yang menguntungkan. (Sumber: HU Kompas)