TNI AD – Jakarta. Pergantian pimpinan tidak semata-mata hanya pengalihan rantai komando, namun lebih dari itu, pejabat baru harus bisa memberikan added value dan menjamin organisasi yang dipimpinnya selalu mengarah kepada kondisi yang lebih baik.
Demikian disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman dalam amanatnya pada acara Sertijab Kadisjasad dari Brigjen TNI Agus Rohman kepada Kolonel Inf Mochammad Hasan, bertempat di Aula A.H. Nasution Mabesad, Jakarta Pusat, Jumat (6/4/2018).
Lebih lanjut dikatakan, untuk mewujudkan visi Kepala Staf Angkatan Darat menjadikan prajurit yang jago perang, jago beladiri dan memiliki fisik yang prima, Disjasad harus melakukan reorientasi tugas dan fungsinya menjadi ujung tombak TNI AD dalam hal pembinaan fungsi, kesamaptaan serta pengkajian dan pengembangan jasmani yang terintegratif.
“Berkaitan dengan hal tersebut, saya berpesan kepada Kolonel Inf Mochammad Hasan selaku Kadisjasad yang baru supaya hal-hal positif yang telah dirintis dan dilakukan Kadisjasad sebelumnya agar dilanjutkan secara berkesinambungan,”ucap Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman.
Dalam kesempatan tersebut Wakasad juga menyampaikan bahwa Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan Roadmap Revolusi Industri 4.0, yang berisi strategi Indonesia dalam memasuki era industri digital. Dengan Roadmap ini, Indonesia diproyeksikan akan masuk dalam 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Untuk menyikapi hal tersebut, tentunya TNI AD juga harus segera berbenah diri untuk dapat menjadi bagian aktif didalamnya, salah satunya dalam pembangunan SDM prajurit. “Pembinaan personel TNI AD tidak harus membentuk prajurit menjadi robot perang, melainkan membentuk prajurit Tri Sakti Wiratama, yang memiliki kekuatan mental dan fisik serta tingkat intelektual yang baik,” tegasnya.
“Pembinaan jasmani prajurit oleh Disjasad harus efektif, humanis dan terstandardisasi sesuai dengan jenis tantangan tugas satuan-satuan TNI AD,” tambah Wakasad.
Disampaikan Wakasad, untuk memelihara dan meningkatkan fisik prajurti agar memenuhi standar yang diharapkan, tidak hanya belajar dari pelaksanaan pembinaan jasmani oleh militer negara sahabat, Disjasad juga dapat belajar dari Kopassus dengan program Spartan Komando-nya atau Sparko, yang tidak hanya mampu meningkatkan kemampuan jasmani para anggotanya, namun juga menjadi trend setter dikalangan muda-mudi tanah air dalam pembinaan jasmani tanpa sarana prasarana kebugaran khusus.
“Metoda Sparko menunjukkan bahwa program pembinaan jasmani tidak terkesan berat, namun juga bisa dilakukan dengan riang gembira,”ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakasad menekankan bahwa pembinaan jasmani tidak hanya menjadi tanggungjawab Disjasad, namun menjadi tanggungjawab kita bersama. Inovasi yang dikembangkan oleh Disjasad jangan hanya tentang sistem atau alat uji semata. “Yang lebih penting adalah bagaimana mengembangkan sistem dan metode pembinaan jasmani prajurit yang efektif dan humanis, serta mampu menumbuhkan kesadaran kepada seluruh prajurit bahwa pembinaan jasmani bukanlah tuntutan melainkan kebutuhan sebagai prajurit yang professional,”imbuhnya.
“Hal terpenting yang harus segera ditemukan oleh Disjasad adalah menumbuhkan kembali budaya pembinaan jasmani disatuan-satuan secara mandiri serta menghilangkan stigma Binjas sebagai momok bagi prajurit yaitu melalui penataan sistem pembinaan jasmani Angkatan Darat yang dapat membangun prajurit TNI AD yang profesional dan unggul,”tutur Letjen TNI Tatang Sulaiman.
Acara sertijab ini dihadiri Irjenad, para Asisten dan Kasahli Kasad, Pangdam Jaya, Danjen Kopassus, Danpusterad, Danpuspomad, Dan/Dir/Ka Balakpus TNI AD, Wakil Ketua Umum dan Pengurus Pusat Persit Kartika Chandra Kirana serta tamu undangan. (Dispenad).