Skip to main content
Berita Satuan

Yon Armed 7/105-GS Didik Calon Peternak

Dibaca: 54 Oleh 14 Des 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Guna meningkatkan kesejahteraan prajurit dan masyarakat, Yon Armeol 7/105-GS, beberapa waktu lalu mengadakan pelatihan tani dan ternak organik terpadu kepada prajurit dan masyarakat sekitar komplek asrama Yon Armed tersebut. Danyon Armed 7/105-GS, Mayor Arm Dody Suhardiman mengatakan, peserta pelatihan terdiri dari anggota Kodim 0507 Bekasi, anggota Yonif 202 Tajimalela dan, anggota Yon Armed 7/105-GS serta masyarakat sekitar asrama. SALAH satu tujuan pela­tihan ini, kepada peser­ta setelah mendapatkan pelatihan mampu menerapkan ilmu yang mereka peroleh dan mempratekkan dimana mereka tinggal.

Bila mereka berhasil mengim­plementasikan ilmu yang mere­ka peroleh dalam pelatihan ini, tentunya akan dapat mening­katkan kesejahteraan peserta pelatihan. Yakni, para prajurit dan masyarakat dan melalui ke­giatan ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kesejahter­aan mereka.

Apalagi bila nantinya mere­ka berhasil, tentunya memban­tu pula program pemerintah dalam mewujudkan kesejahterakan masyarakat. Khusus un­tuk bidang pertanian dan pe­ternakan Menurut Doddy, Bekasi sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta tentunya perkem­bangan perkotaan sangat pesat. Hal ini membawa konsekwensi terhadap berkurangnya lahan pertanian dan lahan untuk ber­cocok tanam lainnya.

Baca juga:  Panglima TNI : Hindari Benturan Dengan Pihak Polri

Melalui pelatihan beternak dan bertani serta bercocock ta­nam lainnya, para peserta akan mampu memanfaatkan lahan yang ada. Dan pada gilirannya hasil dari jerih payang mereka akan dapat mereka nikmati.  Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan kita berikan pendidi­kan secara teori, bila mereka su­dah memahami lalu mereka kita bawa ke lokasi peternakan yang telah berhasil mengembangkan ternak dan pengembangan tana­man organik.

Dalam pelatihan ini peser­ta tidak kita pungut biaya dan untuk mewujudkan pelatihan tertsebut Yon Armed 7/105-GS bekerjasama dengan PT Daun Mas Media Husada dan PT Hidup Cerah Sejahtera yang bergerak dalam bidang terse­but,  jelas Doddy.

Sementara itu Yani Murdani, salah seorang pembicara dalam kegiatan tersebut menjelaskan, kegiatan pelatihan ini salah sa­tunya untuk memberikan pema­haman bagaiamana beternak dan bertani secara organik. Se­bab dengan sistim organik hasil bertani maupun beternak lebih menguntungkan. Sebagi contoh dalam berternak terpadu secara organik, dalam beternak ini limbah ter­nak tidak ada yang terbuang. Bahkan limbah bisa dimanfaat­kan sebagai pupuk organik, se­hingga terjadi siklus berkelan­jutan dan limbah ternak men­jadi zero artinya tidak ada limbah, kerena limbah tersebut dijadikan pupuk.

Baca juga:  Lewati Jalur Tidak Resmi, Satgas Pamtas Yonif 642 Amankan Sembilan PMI Non Prosedural

Menurut Yani, kelebihan sistem organik ini lebih baik dibanding sistem biasa, se­lain lebih ekonomis dalam pem­biayaan hasiinyapun juga lebih berkualitas. Hasil ternak organik domba menjadi rendah korentorol bila dikonsumsi, bagi orang-orang yang punya darah tinggi bisa mengkonsumsi daging ini kare­na korentorolnya rendah dan nilai jual daging domba organ­ik juga lebih tinggi,  jelas Yani.

Ditempat terpisah, Anwar, 43, salah seorang peternak yang berhasil dibina dalam pengem­bangan ternak domba menengatakan, dalam beternak dom­ba saya lebih mengutamakan penggemukan domba dari pada menernakkan domba. Sebab dalam penggemukkan ini, hanya dalam waktu tiga bulan sudah dapat dirasakan hasilnya.

Saat ini domba dipetemakan saya ada 150 domba, hanya dalam jangka waktu tiga bulan domba yang digemukkan berat­nya bisa meningkat rata-rata sekitar 10 kilogram.   Dan dalam jangka wak­tu tiga bulan tersebut  domba-domba  itu  sudah  bisa  di pa­nen,  bila  harga daging dom­ba sebesar Rp 50.000 per kilo­gramnya.  Berarti setiap panen, bila saya menjual 100 ekor saja bisa mendatangkan hasil pen­jualan domba tersebut sebesar Rp 50 juta.

Baca juga:  Sukseskan PON XX Tahun 2021 Di Papua, KONI Pusat Bersinergi Dengan Kodam XVII/Cenderawasih

Bila dibandingkan dengan bi­aya yang dikeluarkan, masih banyak keuntungan yang saya peroleh. Hasil panen sebesar Rp 50 juta tersebut bila diku­rangi biaya penggemukan hanya sekitar 30 persennya berarti  ma­sih  ada  keuntungan  yang  bisa  untuk mengembangkan usaha penggemukan domba berikut­nya,  kata Anwar.  Saat ini saya membina bebe­rapa peternak yang tertarik bis­nis penggemukan domda.  Bah­kan  mantan  Kepala  Besa  (Kepdes)  Cibuntu,  Kecamatan Cibi­tung, Kabupeten Bekasi, Rah­man.  Setelah pensiun menjadi Kepdes, kini menggeluti bisnis penggemukan domba. Rahman kini memiliki 50 ekor domba untuk digemuk­kan,  kata Anwar.    (Sumber: HU Pelita)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel