Skip to main content
Kodam IV/Diponegoro

Teknologi Trap Barrier System Kurangi Serangan Hama Tikus

Dibaca: 12 Oleh 20 Agu 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Selama empat tahun terakhir, para petani di Dusun Jurug, Desa Argosari, Kec Sedayu gagal menikmati hasil panen akibat serangan hama tikus. Hewan pengerat itu selalu muncul manakala bulir padi sudah mulai berisi. Akibat serangan tersebut petani merugi, sehingga banyak yang kemudian memilih untuk membiarkan lahanya “mangkrak” ditumbuhi rumput dan bero alias tidak subur karena tidak pernah diurus dan ditanami.

Namun harapan untuk bisa menuai berkah dari lahan seluas 14,7 hektar itu muncul manakala pemerintah mencanangkan program Upaya Khusus (Upsus) pertanian bekerjasama dengan anggota TNI AD khususnya Kodim 0729/Bantul untuk menggarap lahan tersebut tiga bulan silam. Dengan ketelatenan dan menggunakan teknologi trap barrier system (TBS) dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY dan upaya gropyokan tidak kenal menyerah, akhirnya tikus di tempat tersebut “KO” dan sedikit demi sedikit intensitas serangan berkurang.

Bahkan petani kini bisa memulai masa panen yang diawali oleh Irjen Kementan RI, Ir Justan Riduan Siahaan didampingi Komandan Korem (Danrem) 072/Pamungkas, Brigjen TNI Stephanus Tri Mulyono, Dandim Bantul, Letkol (Kav) Tumadi S Sos, Plt Bupati Bantul, Ir Sigit Saptro Raharjo, Kadispertanhut Bantul, Ir Partogi DP, anggota DPRD Bantul, pihak-pihak terkait dan disaksikan ratusan petani setempat, Rabu (19/8) pagi.

Baca juga:  Pangdam IV/Diponegoro : TNI-Polri Adalah Perekat Bangsa Yang Tidak Dapat Dipisahkan

“Seperti kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang merencanakan pertambahan produksi beras tanah air dalam rangka ketahanan pangan nasional. Saya melihat disini lahan tersedia, sehingga dengan pengerjaan yang penuh tantangan tanpa menyerah akhirnya bisa panen dan menambah skala produksi nasional,” ungkap Ir Justan. Upaya menghidupkan kembali yang dilakukan Dispertanhut Bantul bersama unsur TNI dan para petani menurutnya perlu diberikan apresiasi yang tinggi, karena bukan hal yang mudah. “Semangatnya luar bisa untuk bisa mengolah lahan ini kembali,”katanya.

Sementara Kepala BPTP DIY, Sudarmaji mengatakan jika pihaknya membantu mulai pengolahan lahan, penyiapan dan pemilihan benih dan penerapan teknologi mengatasi tikus yang diberi nama trap barrier system (TBS).

TBS adalah teknologi yang sangat sederhana namun efektif karena petani hanya perlu memasang plastik yang mengelilingi sawah dan sejumklah perangkap untuk tikus diletakkan di dalam pagar plastik tersebut. Efektivitas penggunana TBS bisa 100 persen.

Sedangkan Ketua Klomtan “ Marsudi Lestari” dusun Jurug, Wagiyo mengatakan untuk di lahan yang menggunakan TBS yakni di Dusun Jabrikan mampu menghasilkan panenan 71,2 kuintal GKP per hektar. Sedangkan lahan di luar TBS menghasilkan 65,6 GKP per hektar.

Baca juga:  Saka Wira Kartika Kodim 0732/Sleman Latihan PBB

Sementara Danrem mengatakan terjunnya anggota TNI khususnya Babinsa dalam sektor pertanian adalah untuk mendampingi petani dalam rangka mencapai swasembada dan ketahanan pangan yang dicanangkan presiden beberapa waktu lalu.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel