Skip to main content
Kodam XVI/Pattimura

Akhirnya Rekonsiliasi Perdamaian Negeri Aboru-Hulaliu Terwujud

Dibaca: 137 Oleh 09 Nov 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo tiba di Dusun Tawanoi Perbatasan Negeri Aboru dan Negeri Hulaliu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah dalam rangka Rekonsiliasi Perdamaian Negeri Aboru dan Hulaliu, Selasa (8/11).

Pangdam dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai Pangdam Pattimura sangat mengapresiasi kepada seluruh masyarakat kedua Negeri Aboru dan Hulaliu serta tamu undangan yang hadir dalam kegiatan tersebut. Seperti dari media massa yang telah membantu Kodam Pattimura selama dua bulan terakhir.

“Saya sangat bangga hari ini, dimana kedua negeri mendeklarasikan perdamaian ditempat ini. Tugas TNI adalah menghancurkan musuh dimasa perang tapi dimasa damai tersebut TNI yaitu membantu Polri dan pemerintah untuk membangun masyarakat bersama sama, sehingga misi kami hari ini adalah menciptakan rasa aman dan perdamaian bagi seluruh masyarakat. Ini kebijakan baru dari pimpinan TNI untuk masyarakat Maluku yaitu menciptakan keseimbangan pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan,” ungkap Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam menegaskan banwa senjatanya hari ini bukan senjata SS1 atau roket tapi suatu program yaitu emas hijau dan emas biru. Maluku adalah negeri yang kaya baik di darat atau di laut. Di darat dari ratusan tahun yang lalu menurut Pangdam, kita telah terkenal dengan hasil cengkeh dan pala karena tanah yang subur, laut Maluku yang penuh dengan beribu biota laut yaitu limpahan ikan yang banyak.

Baca juga:  Rindam XVI/Pattimura Terima Kunjungan Tim Verifikasi Lapangan Kemenpan RB

Pangdam menghimbau untuk memberikan anak-anak makan ikan yang banyak, sehingga mereka pintar dan mempunyai postur tubuh yang tinggi. “Saya percaya 15 tahun mendatang masyarakat disini ada yang menjadi Pangdam atau Kapolda, dengan program emas biru dan emas hijau ini dapat menciptakan kesejatraan masyarakat Maluku,” ucap Mayjen TNI Doni Monardo.

Sementara Gubernur Maluku dalam amanatnya yang dibacakan oleh oleh Staf ahli Gubernur bagian Kemasyarakatan dan SDM bahwa kegiatan Rekonsiliasi Perdamaian kedua negeri ini bukan saja disaksikan oleh kita, tetapi leluhur-leluhur kita juga menyaksikan apa yang dilakukan oleh anak cuacanya. Mari kita selalu ciptakan keharmonisan bersama untuk hidup berdamai yang satu dengan yang lain. Kita harus selalu memupuk kebersamaan, karena kita manusia yang mudah jatuh dalam kesalahan, biarlah komitmen bersama dari kedua negeri ini menjadi konsumen bagi semua orang, sehingga semua orang tahu bahwa hidup damai itu indah.

Kapolda Maluku dalam sambutannya, mengajak saudara-saudara semua bukan hanya orang maluku saja tetapi dari Aceh sampai tanah Papua katong semua orang basudara. “Hari ini saya katakan bahwa salah satu tugas kepolisian terasa ringan karena saudara saudara selama ini bertikai dan membuat kami sibuk sana sini tetapi hari ini karena kasih Tuhan kegiatan ini dapat terlaksana. Aman itu mahal dan lebih mahal lagi kalau tidak aman karena menguras energi kita untuk mencari solusi bagaimana tidak aman itu menjadi aman,” kata Kapolda.

Baca juga:  Program Emas Biru Dan Emas Hijau Harus Berjalan Secara Berdampingan

Selanjutnya Plt Bupati Maluku Tengah Drs. M. Saleh Thom, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan Rekonsiliasi kedua negeri merupakan suatu harmoni kehidupan yang luar biasa, keanekaragaman adat budaya masyarakat Maluku merupakan suatu filosofi kultur sejarah luar biasa yang tercermin dari patasiwa dan patalima dimana merupakan spirit kebersamaan kedua negeri untuk menata kehidupan yang lebih baik, kebersamaan tekat untuk berdamai merupakan suatu momentum yang sangat tepat dan strategis untuk kemajuan masyarakat kedua negeri.

Sejarah konflik kedua negeri ini sudah berlangsung dari tahun 1968, dan hasil dari konflik tersebut membawa kepada keterbelakangan Pembangunan, walaupun konflik tersebut tidak dipicu oleh hak ulayat atau tanah petualang tetapi rasa gengsi yang tinggi. Warga kedua negeri tersebut mengucapkan terimakasih kepada Pangdam XVI/Pattimura atas terlaksananya Rekonsiliasi Perdamaian Negeri Aboru-Hulaliu.

Ketua BPH Sinode GPM dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihak Gereja Protestan Maluku melihat suatu momen kegiatan ini dengan suatu Tema ” Makna suatu Pengampunan. “Saya memilih tema ini, karena jika semua orang saling memaafkan dan saling mengampuni maka ada damai sejahtera didalam kehidupan kita,” ucapnya.

Baca juga:  Prajurit dan ASN TNI AD Jaga Netralitas TNI

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kasdam, Danrem 151/Bny, Para Asisten, Dansat dan Kabalak jajaran Kodam, Para Pejabat Teras Kapolda, Staf Ahli Gubernur, SKPD Kab. Maluku Tengah, Danramil dan Kapolsek Pulau Haruku. (Pendam XVI/ Ptm)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel