JAKARTA, tniad.mil.id – Berkat “aksi nekad” Pratu Kristopel Kreku, tanpa melalui kontak tembak, anggota kelompok KKSB pimpinan Bilkuis Kogoya menyerahkan diri berikut senjata api standar militer kepada Satgas Ops Pamrahwan Yonif 751/VJS.
Hal tersebut disampaikan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam rilis tertulisnya di Jayapura, Rabu (27/3/2019).
Diungkapkan Kapendam, peristiwa heroik dan nekat tersebut sesungguhnya terjadi ketika Yonif 751/VJS melaksanakan tugas Ops Pamrahwan (Operasi Pengamanan Daerah Rawan) di Puncak Jaya.
“Kejadian tersebut sebenarnya terjadi pada tanggal 28 Oktober 2018. Baru terungkap setelah mereka selesai melaksanakan tugas,” ujar Aidi.
Ketika itu, lanjut Aidi, Satgas Pam Rahwan yang bertugas di Pos Illu (Kab Puncak Jaya, Papua, dipimpin Danpos Lettu Inf Sukma melaksanakan penyergapan terhadap kelompok KKSB pimpinan Bilkuis Kogoya,
“Bilkuis Kogoya diduga membawa senjata api standar militer, berdasarkan laporan masyarakat,” tandasnya.
“Penyergapan berjalan dengan sukses dan berhasil membekuk tersangka Bilkuis Kogoya tappa letusan senjata. Namun sayang, Bilkuis Kogoya ternyata tidak membawa senjata, dia hanya membawa tas noken yang berisi HP, bendera Bintang Kejora dan sejumlah barang bukti (barbuk) lainnya,” imbuhnya.
Setelah ditangkap dan dibawa ke Pos untuk di interogasi, menurut Aidi, Bilkuis Kogoya mengakui bahwa senjatanya saat ini dibawa oleh temannya yang sedang berada di sebuah Honay, dipinggir Sungai Dolinggame Distrik Illu.
“Berdasarkan pengakuan tersebut, anggota Pos pun kembali melaksanakan penyergapan ke arah Honay yang ditunjukkan oleh Bilkuis,” lanjutnya.
“Ternyata di dalam Honay tersebut terdapat dua orang teman Bilkuis, a.n Nimoya Kogoya dan Komisi Kogaya. Dipastikan menyimpan senjata standar militer sesuai keterangan Bilkuis,” ujarnya.
Kemudian, kata Aidi, anggota Satgas mengepung Honay dan meminta penghuninya keluar dan menyerahkan diri.
“Karena ketakutan, keduanya bersembunyi, tidak mau keluar,” tegasnya.
Lebih lanjut Aidi menjelaskan bahwa anggota Satgas telah berusaha membujuk tersangka agar keluar menyerahkan diri dan memberikan jaminan keamanannya.
“Untuk meyakinkan tersangka bahwa mereka tidak akan disakiti, tiba-tiba seorang Prajurit a.n Praka Kreku (berinisiatif) berdiri, melepaskan perlengkapannya dan meletakkan senjatanya kemudian mendekati Honay sambil mengajak kedua tersangka keluar dari persembunyiannya,” terangnya.
“Pratu Kreku dikawal oleh rekannya Praka Oktovianus Kainama, sedangkan anggota tim yang lain bersiap siaga mengantisipasi kemungkinan terburuk akan terjadi,” kata Aidi menambahkan.
Langkah nekad Pratu Kreku rupanya menuai hasil, kata Aidi, tersangka akhirnya mau keluar dari persembunyiannya dari dalam Honay sambil membawa dan kemudian menyerahkan sepucuk senjata standar militer jenis SS-1 berikut 5 butir munisi.
“Dengan diperlakukan secara baik-baik, kedua tersangka dibawa ke Pos untuk pemeriksaan lebih lanjut,”pungkasnya. (Dispenad).