SDN 12 Dusun Guna Baner Desa Sungai Tekam Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau, ternyata hanya memiliki 4 orang guru PNS, dan 2 guru honorer yang saat ini sudah mengundurkan diri. Untuk memperlancar proses belajar mengajar di sekolah tersebut, ada anggota TNI yang ditugaskan untuk menjadi guru bantu. SDN tersbut memiliki 6 lokal dengan jumlah murid 175 orang.
Melihat jumlah murid yang cukup banyak tentu kesulitan bagi tenaga pendidik untuk membagi jam mengajar. Beruntung ada tenaga pendidik bantuan dari Pamtas Yonif Linud 501 Bradja Yudha, yakni Pratu Harianto yang mengajar PPKN, seni, jasmani dan pramuka. “Sungguh suatu kondisi yang sangat memprihatinkan bagi anak-anak dalam mengejar cita-citanya di sekolah masih minim tenaga pengajar,” ungkap Harianto saat ditemui,Senin (29/9) kemarin.
Sejak tiga bulan terakhir menjadi lebih semarak, hal ini karena kehadiran Pratu Harianto, yang walaupun bukanlah seorang tenaga pengajar formal, karena kesehariannya dia berstatus sebagai personil Satgas Pamtas Yonif Linud 501/BY, yang mengabdikan diri menjadi guru bantu di SDN tersebut. Pratu Harianto sendiri merupakan personil yang memang disiapkan untuk menjadi guru bantu di perbatasan. Tugasnya adalah membantu pemerintah mengisi kekosongan guru disekolah perbatasan.
Setiap hari mulai pukul 06.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB, Pratu Harianto dengan dedikasi tinggi berjalan kaki sejauh 3 KM untuk bertemu dengan murid-muridnya yang sangat menantikan kehadirannya. Perjalanan yang cukup melelahkan ini akan segera sirna begitu melihat senyuman ceria dari anak-anak didiknya.
Menurut Pratu Harianto anak didiknya merupakan siswa-siswa yang cerdas, walau mereka hidup dengan segala keterbatasan. Namun semangat belajar mereka yang sangat tinggi. Hal inilah yang membuat semangat Pratu Harianto untuk mengajar mereka setiap hari semakin tinggi. ”Mereka adalah semangat saya untuk datang mengajar ke sekolah tersebut setiap hari. Lelah kaki ini berjalan terobati dengan melihat senyum ikhlas mereka saat saya masuk kelas,” tuturnya.
Kondisi sekolah sudah dibangun menggunakan semen, sementara rumah singgah bagi guru dalam kondisi yang memprihatinkan. Sampai saat ini SDN 12 Guna Baner masih kekurangan buku-buku pelajaran, alat tulis, buku tulis, kapur tulis, tas sekolah, seragam sekolah, sepatu sekolah, sarana olah raga untuk murid-muridnya. Buku-buku yang banyak dibutuhkan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, Penjas, IPA, dan IPS. “Kebanayakan anak didik saya tidak menggunakan sepatu, dan ada yang telanjang kaki tanpa alas kaki,” ujarnya.
Sementara itu menurut Kepala SDN 12 Guna Baner, Elvia mengatakan, kekurangan guru memang menjadi persoalan di sekolah yang di pimpinnya. Jika salah satu guru berhalangan masuk maka guru yang ada akan rangkap mengajar. Tidak jarang juga anak-anak kita istirahatkan dulu sambil menunggu jam kedua untuk masuk kelas. “Penambahan guru sudah kerap disampaikan kepada pemerintah, tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan,” jelas Evi. Disampaikannya, beruntung ada personil Pamtas yang bersedia membantu mengajar untuk mengisi kekosongan guru di SDN 12 Guna Baner. Diakui Elvia, dengan adanya bantuan guru dari Pamtas jelas membantu tenaga pendidik didalam proses belajar dan mengajar.
Terpisah, Ketua Komite Sekolah SDN 12 Guna Baner, Alfonsius Mei menyatakan, sekolah tersebut dulunya memiliki 6 guru. Terdiri dari 4 guru PNS dan 2 guru honorer. Karena guru honorer tidak mendapatkan tunjangan perbatasan menyebabkan mereka mengundurkan diri. Dengan mundurnya tenaga honorer mengakibatkan SDN 12 menjadi kekurangan guru. Oleh sebab itu Alfonsius berharap pemerintah bisa menambah guru PNS di sekolah andalan warga di Dusun Guna Baner Desa Sungai Tekam tersebut. “Minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi, sayangnya tidak dibarengi dengan penempatan tenaga pendidik yang merata,” ucapnya. Sumber Pontianak Post. Autentifikasi : Papen Satgas Pamtas Yonif 501/Bajra Yudha