Skip to main content
Berita Satuan

Ali Imron: Pengeboman di Bali Adalah Kesalahan dan Jihad yang Keliru

Dibaca: 317 Oleh 31 Okt 2016Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Jakarta – Napi terorisme pelaku bom Bali I, Ali Imron tak henti mengingatkan warga tentang kesalahan pikir dan paham teroris. Ali menegaskan aksi teror apalagi dengan bom bunuh diri adalah sebuah kesalahan dan bukan jihad.

Hal itu diungkapkan Ali saat menjadi pembicara dalam tabligh akbar bertajuk “Menentang Paham Radikal ISIS yang Menyimpang dari Al-Quran dan Al-Hadis”’ yang digelar di Masjid Raya Al-Fatah, Jalan Sultan Babullah ,Ambon, Minggu (30/10).

Sekitar 1.000 orang dari TNI, siswa se-kota Ambon dan masyarakat dari lima kecamatan hadir dalam kesempatan itu. Tidak hanya Ali Imron, eks Komandan Jihad Maluku, Jumu Tuani dan mantan napi teroris Syofyan Tsauri juga jadi pembicara dalam acara itu.

“Pengeboman di Bali adalah sebuah kesalahan dan jihad yang keliru,” kata Ali.

Ali mengajak seluruh elemen untuk menangkal fitnah yang dilontarkan para kelompok jaringan teroris yang menyebut bahwa Indonesia adalah negara kafir dan thogut.

“Menentang ISIS berdasarkan Akidah, karena (mereka) memplokamirkan khilafah islamiyah dengan mengkafirkan seluruh umat Islam yang tidak mau berbaiat kepada kelompok mereka,” ujarnya.

Baca juga:  Kesederhanaan HUT ke - 59 Gagak Hitam Tanpa Melupakan Nilai Sejarah

Ali juga membantah soal fitnah yang beredar yang menyebut bahwa trio pelaku bom Bali bukanlah pelaku sebenarnya. Ali menegaskan bahwa pelaku bom Bali adalah benar-benar dia dan trio bom Bali lainnya.

“Tidak disarankan untuk melakukan jihad yang demikian. Pengeboman di Bali adalah sebuah kesalahan dan jihad yang keliru,” urainya.

Untuk diketahui, Ali Imron saat ini masih menjalani tahanan setelah mendapat vonis seumur hidup atas keterlibatannya dalam pengeboman di Legian, Kuta Bali pada 2002 silam.

Sementara itu, mantan napi teroris yang telah bertobat, Ustadz Sofyan Tsauri mengatakan, pemahaman radikal dan pemikiran eksrim disulut oleh konflik sosial yang terjadi di masyarakat. ISIS menjadikan konflik sosial sebagai peluang atau sebagai alasan untuk melakukan aksinya.

“Manipulasi dan penipuan oleh ISIS yang selain mengkafirkan umat muslim, juga mengkafirkan pemerintah termasuk aparat penegak hukum baik POLRI/TNI serta aparat pemerintah lainnya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Karena itu, Sofyan mengingatkan warga agar jangan tertipu dan terjebak dengan paham dan pemikiran radikal yang menyesatkan. Dia mengimbau para orangtua untuk mengawasi anak-anaknya.

Baca juga:  Prajurit TNI Rela Teteskan Darah Untuk NKRI

“Antisipasi buat orang tua untuk mengawasi anak-anak kita dari hasutan paham-paham radikal ISIS, yang dengan sangat mudah bisa diakses oleh generasi muda. Untuk itu, selalulah memberi pemahaman yang benar sesuai Alquran dan Alhadis kepada generasi muda yaitu anak-anak kita,” urainya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua MUI tingkat I Provinsi Maluku, Ustaz Abdullah Latuapo mengatakan, apa yang dilakukan para pelaku bom yang sudah bertobat pada masa lampau adalah suatu kekeliruan dan kesalahan, dan mejadi pembelajaran bagi umat untuk tidak mengikuti paham-paham sesat dan keliru tentang Jihad.

“Wajah Islam sebagai agama yang Rahmatan Al Alamin, yang hidup berdampingan secara rukun dengan umat lain, tercoreng dengan pemahaman ISIS yang dengan mudah mengkafirkan. Kewajiban orang tua untuk menuntun anak-anak kita agar jangan sampai tersesat oleh ajaran dan pemahaman yang keliru melalui propoganda ISIS,” ujar Abdullah.

(Sumber : idham kholid/detiknews)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel