TNI AD – Ternate. Seiring dengan meningkatnya gerakan ISIS hingga menduduki Kota Marawi Filipina bagian selatan, sehingga negara-negara yang bertetangga seperti Malaysia dan Indonesia meningkatkan keamanan. Hal itu dilakukan guna mencegah adanya upaya infiltrasi maupun eksfiltrasi dari kelompok maupun simpatisan ISIS di Wilayah Indonesia.
Jajaran Kodim 1508/Tobelo melaksanakan berbagai upaya pencegahan salah satunya melalui pendekatan dan sosialisasi terhadap masyarakat yang berada di pedalaman dan perbatasan, pada Kamis (22/6/2017).
Pulau Morotai yang secara geografis terletak di bibir pasifik serta secara historis memiliki jejak hubungan dengan nelayan Filipina. Sejak jaman dahulu sering keluar masuk orang dan barang.Hal itu dalam rangka melaksanakan perdagangan dengan masyarakat Morotai. Oleh karena itu Dandim 1508/Tobelo Letkol Arh Herwin Budi Saputra yang didampingi sejumlah pimpinan FKPD, Camat dan perangkat desa di jajaran Pemkab P. Morotai gencar melakukan pertemuan dan sosialisasi bahaya faham radikal. Dalam upaya mengantisipasi adanya upaya infiltrasi dari kelompok ISIS dari Marawi Filipina di Desa terluar dan terpisah seperti Pulau Rao, Pulau Ngele-Ngele, Pulau Galo-Galo, Pulau Koloray.
Dalam setiap pertemuan dengan masyarakat, Dandim beserta sejumlah pejabat terkait memberikan pemahaman tentang jati diri Bangsa Indonesia yang dibentuk dalam keberagaman suku, ras dan agama serta pentingnya persatuan dan kesatuan antar seluruh komponen bangsa guna mempertahankan NKRI. “Saat ini Negara kita menghadapi 2 ancaman nyata yaitu yang pertama adalah paham Komunis dimana sejarah telah mencatat PKI telah melakukan serangkaian pengkhianatan kepada Bangsa dimulai dari Tahun 1926, 1948 dan 1965. Mereka sengaja menggiring berbagai opini bahwa Pancasila sudah tidak relevan dengan kehidupan modern. Perlu diketahui bersama bahwa Pancasila disusun berdasarkan semangat dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa dan Pancasila selamanya akan tetap menjadi ideologi NKRI yang tak lekang oleh jaman,” ungkap Dandim.
Lebih lanjut Dandim menjelaskan, “Yang kedua adalah adanya paham Fundamentalis yaitu paham yang berdasarkan agama tertentu untuk dijadikan sebagai dasar Negara. Kekalahan kelompok ISIS di Suriah hingga terdesak dan menguasai Marawi di Filipina dan posisinya saat ini kian terpojok. Mereka berusaha melarikan diri ke negara-negara tetangga termasuk Indonesia. Oleh karenanya Pulau Morotai sebagai wilayah yang berbatasan dengan Filipina patut diwaspadai sebagai sasaran Infiltrasi dari kelompok ISIS.”
Saat ini aparat keamanan tengah meningkatkan pengamanan dengan melakukan patroli di daerah pesisir dan pulau terpencil. Diperlukan peran serta dari seluruh masyarakat untuk turut serta mencegah wilayahnya disusupi kelompok radikal tersebut dengan cara mewaspadai nelayan-nelayan dari Filipina, melaksanakan pendataan warga baru dan pendatang. “Hal dilakukan agar tidak mudah terpengaruh dengan ajaran sesat yang tidak sesuai dengan ajaran agama masing-masing serta melaporkan kepada aparat kemanan baik TNI maupun Polri setiap ada kegiatan yang mencurigakan,” tutur Dandim.
Sementara itu disela kegiatan saat dijumpai di ruang kerjanya Dandim 1508/Tobelo memberikan keterangannya bahwa kegiatan sosialisasi di wilayah-wilayah tersebut guna mengantisipasi adanya upaya penyusupan dari kelompok radikal. “Selain itu kita membangun early warning system, sehingga setiap adanya indikasi pergerakan dari kelompok-kelompok tersebut dapat segera terdeteksi dan dapat diambil tindakan segera guna menciptakan wilayah Morotai dan Halut yang kondusif,” pungkas Dandim.