Skip to main content
Kodam IX/Udayana

Bedah Buku Revolusi Mental : Makna dan Realisasi

Dibaca: 3325 Oleh 24 Jun 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) merancang gagasan pendidikan karakter dimulai dari keluarga hingga antarkelompok untuk menerapkan revolusi mental bangsa sesuai yang dipaparkan oleh Prof Dr Hana Panggabean sebagai nara sumber pada acara Bedah Buku Revolusi Mental : Makna Dan Realisasi Selasa (23/6) di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Denpasar.

HIMPSI adalah organisasi profesi Psilog di indonesia yang menaungi psilog dan ilmuan psilogi yang mencakup akademisi,pejabat public, pekerja kemanusiaan, anggota militer dan kepolisian, terapis pendidik dan pengajar dan lain sebagainya. Sebagai salah satu upaya berkontribusi pemikiran serta solusi bagi persolan bangsa salah satu bentuknya dengan menerbitkan tulisan tulisan yang dihimpun oleh anggota organisasi. Sebagai edisi pertama buku seri sumbangan pemikiran psilog mengambil tema Revolusi Mental.

Pada kesempatan tersebut Prof Dr Hana Panggabean Ketua tim editor buku Revolusi Mental: Makna dan Realisasi yang sekaligus sebagai nara sumber Pada acara bedah buku Revolusi Mental menyampaika bahwa Intinya sesuai dengan dasar pemikiran psikologi mengubah mind set (pola pikir) dan mengubah sikap mental dan perilaku, Seri pertama dari seri sumbangan pemikiran psikologi untuk bangsa itu, berupaya memaknai serta menawarkan alternatif realisasi dari jargon revolusi mental. Ada beberapa aksi nyata yang dituangkan oleh para komunitas psikologi Indonesia yang tergabung dalam Himpsi dalam buku tersebut. Pada bagian pertama mengupas mengenai pemahaman konsep revolusi mental Joko Widodo yang berfokus pada perubahan karakter baik karakter individu maupun bangsa. Sehingga diharapkan terbentuk karakter bangsa yang tangguh nasionalis dan terbuka terhadap perubahan.

Baca juga:  Kunjungi Kantor Pelindo, Pangdam IX/Udayana Tinjau Terminal Kedatangan Internasional Pelabuhan Benoa

Bagian kedua buku itu berfokus pada peran pendidikan dalam membentuk karakter individu dan masyarakat mengingat makin merosotnya kualitas karakter dan ahlak yang muncul dari pribadi maupun anomali sosial. Sedangkan pada bagian ketiga ditekankan kepada gagasan revolusi mental yang dijabarkan dalam situasi sosial kemasyarakatan mengingat banyak fenomena sosial yang berkembang yakni maraknya konflik dalam relasi antarkelompok yang berdasarkan perbedaan antargolongan. Pada bagian terakhir dari buku tersebut, ditekankan pada konteks organisasi dan kelembagaan yang berakar dari belum optimalnya upaya pengembangan sumber daya manusia yang kompetitif.

Selanjutnya narasumber yang lain pada acara Bedah Buku Revolusi Mental Dra Retno I G Kusuma mengatakan bahwa revolusi mental sendiri melahirkan dua cara pandang baik dari sisi negatif dan positif untuk diaplikasikan oleh masyarakat. Sesuatu hal bisa dilihat dari sisi positif dan negatif. Yang negatif dipakai pembelajaran sebagai langkah perbaikan sehingga perlu langkah kecil untuk langkah besar, jika fondasinya lebih baik, Tegasnya, Psilog yang bekerja di salah satu RS di Bali itu menyampaikan bahwa Revolusi mental tidak ada batasan waktu dilaksanakan berkelanjutan dan merupakan tanggung jawab individu untuk mengembangkannya.

Baca juga:  Pangdam IX/Udayana : Pangkat dan Jabatan Merupakan Suatu Amanah Yang Harus Dipertanggungjawabkan

Hadir pada acara Bedah Buku Revolusi Mental:Makna Dan Realisasi diantaranya Direktur BI Prov Bali yang diwakili Kepala Divisi Bapak Gentur Wibisono, Para rector Universitas seBali, Komunitas Humas Sebali, Kasi Medonline Pendam IX/Udayana serta perwakilan Mahasisiwa masing masing universitas di Bali.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel