Skip to main content
Berita Satuan

Bendera RMS Tak Berkibar, Kondisi Maluku Diklaim Aman dan Damai

Dibaca: 42 Oleh 01 Mei 2017Januari 19th, 2018Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Situasi keamanan di Maluku semakin aman dan damai. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya bendera Republik Maluku Selatan (RMS) yang berkibar pada 25 April lalu.

Tokoh adat Maluku, John Riry, mengapresiasi tidak adanya bendera RMS yang dikibarkan bertepatan dengan peringatan hari diproklamirkannya kelompok gerakan separatisme itu.

“Bagi kami NKRI harga mati, kalau ada yang seperti itu mengibarkan bendera RMS mereka adalah orang-orang frustrasi,” ujar Raja Negeri Aboru, Ambon, Maluku Minggu (30/4/2017).

John mengaskan, seluruh warga Maluku berkomitmen membangun persatuan dan kesatuan di Indonesia dan tidak terpikirkan untuk menduakan NKRI. “Kita semua adalah bersaudara dan satu bangsa yakni, Bangsa Indonesia. Tidak ada negara di dalam negara,” katanya.

Apabila ada orang yang mencoba membuat kekacauan untuk melawan NKRI, kata dia, warga Maluku siap berdiri paling depan untuk melindungi keutuhan NKRI.

“Saya berdoa agar Indonesia tetap aman dan dilindungi Tuhan. Kalau ada yang mencoba memecah belah Indonesia, langkahi mayat kami,” katanya.

Baca juga:  Pangdam Pattimura Ingatkan Untuk Selalu Berprestasi Dan Profesional Dalam Bertugas

Hal senada dikatakan, Gubernur Maluku Said Assegaff. Menurutnya, kedamaian yang terjadi di Aceh tidak lepas dari peran TNI dan Polri yang ikut mencegah meluasnya paham dan gerakan separatisme melalui pemberdayaan masyarakat Maluku.

“Kita berdayakan mereka, kita turun ke lapangan menemui masyarakat berdialog. Tidak hanya pemda, tetapi TNI dan Polri juga turun, dan masyarakat semakin paham bahwa pemerintah memperhatikan masa depan mereka,” ujarnya.

Hasil dialog tersebut diketahui jika masyarakat membutuhkan fasilitas dan infrastruktur untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti, jalan dan dermaga.

“Mereka butuh infrastruktur jalan, sekolah untuk anak-anak mereka dan dermaga buat menambatkan kapa-kapalnya, itu memang tugas pemerintah,” katanya.

Dia menambahkan, pendekatan preventif lainnya adalah dengan memberdayakan masyarakat di daerah rawan konflik. Salah satunya adalah pemberdayaan emas hijau dan emas biru yang dicanangkan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo.

Said menambahkan, program yang diinisiasi Pangdam Pattimura ini akan membuat TNI memiliki peran lebih dalam mensejahterakan masyarakat.

“Sejarahnya Maluku sebagai pulau yang banyak diincar pihak asing sebagai penghasil rempah-rempah dan kaya akan ikan, kini saatnya kekayaan alam tersebut digunakan semaksimal mungkin untuk kesejahteraan masyarakat,” ucapnya. (sumber: sindonews.com)

Baca juga:  TNI di Darfur Beri Bantuan Kesehatan Pada Masyarakat Lokal

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel