JAKARTA, tniad.mil.id- Latihan penanggulangan bencana memiliki nilai penting untuk memiliki persepsi yang sama, di antara seluruh pihak yang terlibat dan wewenang dalam penanganan suatu bencana, sebut Komandan Korem 041/Garuda Emas Brigjen TNI Dr. Handoyo M.Tr (Han).
Bencana alam yang tidak bisa dihindari, menuntut kesiapsiagaan institusi terkait, termasuk TNI, untuk membantu penanggulangan bencana yang terjadi di seluruh Indonesia, salah satunya seperti di Bengkulu.
Mendasari hal itu, Korem 041/Garuda Emas, Kodam II/Sriwijaya menggelar Latihan Penanggulangan Bencana TA. 2021, yang dibuka langsung oleh Danrem 041/Gamas di Gedung Balai Prajurit Korem 041/Garuda Emas Kota Bengkulu, Senin 8 November 2021.
Dalam keterangan tertulis Penerangan Korem 041/Gamas, Senin (8/11/2011), Danrem 041/Gamas menerangkan, selain bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan para prajurit TNI AD jajaran Korem 041/Gamas, untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan bencana alam yang terjadi sewaktu-waktu, sesuai tugas pokok TNI dalam Oprasi Militer Selain Perang (OMSP).
Latihan yang digelar selama 5 hari dari tanggal 8 hingga 12 November 2021, ini juga diikuti oleh 150 personel gabungan terdiri dari Lanal Bengkulu, Polda Bengkulu, Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, anggota BPBD Provinsi Bengkulu, Basarnas Provinsi Bengkulu, PMI, Satpol PP Provinsi Bengkulu serta Tagana Provinsi Bengkulu.
Dalam amanatnya saat membuka latihan, Abituren Akademi Militer 1992 ini menyampaikan, tahap-tahap latihan penanggulanganan bencana alam, terdiri dari Pembekalan Materi, TTX (Table Top Exercise), Drill Teknis dan Drill Taktis, sehingga menghasilkan sesuatu persepsi yang sama.
“Latihan ini kita berharap menghasilkan sesuatu persepsi yang sama, sehingga apabila terjadi bencana alam yang akan datang, mungkin dari skala kecil atau skala besar, siapa berbuat apa, kapan di mananya itu harus jelas,” ujarnya.
Lebih jauh Danrem 041/Gamas menerangkan, dalam penanggulangan bencana alam perlu diperhatikan tiga hal, pertama Statistics Thinking (cara berpikir dan mengkonsep semua data untuk digunakan bergerak dalam penanggulangan bencana alam).
Kedua, Critical Thinking (cara berpikir mengetahui hal-hal yang kritis, prioritas dan urgensi), dan yang ketiga System Thinking (cara berpikir secara sistem) suatu bagian-bagian yang mempunyai fungsi untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang kita inginkan.
Mengakhiri sambutannya, Brigjen TNI Handoyo berharap, seluruh peserta latihan mendiskusikan evaluasi yang pernah dilakukan, baik dalam latihan maupun dalam penanganan bencana yang sudah pernah terjadi, sehingga latihan dapat berjalan sesuai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
“Laksanakan latihan ini dengan penuh semangat dan motivasi tinggi, perhatikan faktor keamanan dan juga tetap menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan latihan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kasrem 041/Gamas Kolonel Inf Veri Sudijanto Sudin, Kasi Ren Korem 041/Gamas dan para Kasi Kasrem 041/Gamas. (Dispenad)