JAKARTA, tniad.mil.id – Selain didorong rasa kemanusiaan, evakuasi korban tabrakan (YS, 17 tahun) oleh Satgas Yonif 753/ENK/20/3 Kostrad juga untuk mengantisipasi kemacetan dan terjadinya aksi amuk massa terhadap pelaku.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif 754/ENK Letkol Inf Dodi Nur Hidayat dalam keterangan tertulisnya di Papua, Kamis (20/2/2020).
Dijelaskan Dansatgas, korban ditabrak truk yang dikendarai M (23 tahun) ketika berjalan kaki di jalan Raya Bonggo, Kampung Kiren Distrik Sarmi.
“Ketika ada infomasi tabrakan, anggota (Satgas) segera meluncur untuk memberikan pertolongan. Namun sayangnya, korban tidak dapat diselamatkankan dan meninggal,” ujar Dodi.
Dikarenakan korban telah meninggal dunia, maka anggotanya segera mengevakuasi korban ke rumah sakit.
“Itu dilakukan agar korban tidak terlalu lama di TKP dan menjadi perhatian khalayak, yang tentunya dari segi kemanusiaan agar korban segera mendapatkan penanganan lebih lanjut di rumah sakit,” tegasnya.
Sementara itu, lanjut dia, untuk mencegah terjadinya pengumpulan massa akibat kemacetan, anggotanya yang lain melaksanakan pengaturan lalu lintas.
“Kita hindari pengumpulan massa, karena bukan hanya menimbulakan macet, namun juga bisa terjadi provokasi yang berujung pada aksi amuk massa,” terang Dodi.
Hal seperti itu, menurut Dodi sering terjadi baik warga maupun hewan ternak yang jadi korban.
“Urusannya akan jadi panjang, oleh karenanya kita sering himbau warga yang melintas agar berhati-hati dan mengontrol laju kendaraannya,” tandas dia.
“Dengan insiden ini, kami turut berduka cita dan berharap kedepannya tidak terjadi lagi,” tambah Dodi.
Kesigapan personel itupun mendapat apresiasi dari seorang warga, David (38 tahun) warga setempat
“Satgas cepat tiba di TKP, sehingga tidak terjadi keributan dan amuk massa akibat insiden tersebut,” pungkasnya. (Dispenad)