Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Suko Basuki melaksanakan Coffee Morning dengan Keluarga Besar TNI (KBT) Provinsi Sumsel terdiri dari LVRI, PEPABRI, PPAD, PPAL, PPAU, PIVERI, FKPPI dan PPM bertempat dilapangan koridor Makorem 044/Gapo pada hari Rabu tanggal 29 Oktober 2014 pukul 08.00 Wib, dihadiri oleh Kasrem, para Kasi, Pasi dan Kabalak Korem 044/Gapo.
Dalam kesempatan tersebut selaku Komandan Korem 044/Gapo dan pribadi, mengucapkan selamat datang di Makorem 044/Gapo dan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang tinggi atas kehadiran sesepuh Keluarga Besar TNI sekalian untuk dapat saling bersilahturahmi dengan Korem 044/Gapo sebagai generasi penerus bangsa, diharapkan melalui forum ini kita dapat mempererat tali silaturahmi dan melakukan komunikasi timbal balik, sehingga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, dalam meningkatkan kebersamaan dan kepedulian sesama komponen masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Provinsi Sumsel. Ditegaskan kembali bahwa TNI adalah milik rakyat bukan milik siapa-siapa, sekali lagi adalah milik rakyat, selanjutnya KBT memiliki potensi yang besar untuk membangun negeri ini bersama-sama komponen bangsa lainnya.
Kehadiran bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Korem 044/Gapo, untuk menyatukan visi dan persepsi, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan sesama Keluarga Besar TNI.
Saya percaya, para sesepuh dan senior sekalian masih memiliki ikatan kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat, komitmen dan semangat juang yang tinggi untuk bertekad menjunjung tegaknya demokrasi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin berbagi informasi kepada para sesepuh dan senior sekalian yang bertujuan agar menumbuhkan pemahaman yang sama dalam menyikapi berbagai perkembangan situasi belakangan ini. Disisi lain, kami juga mengharapkan adanya pandangan, saran, dan gagasan, bahkan kritik membangun, dari para sesepuh dan senior untuk kemajuan TNI kedepan.
Seperti kita maklumi bahwa, dalam menghadapi Perang Konvensional, kemampuan TNI sebagai komponen utama pertahanan negara belumlah memadai, bila dibandingkan dengan Angkatan Bersenjata negara-negara tetangga.
Sebagai komponen strategis pertahanan, TNI dibangun untuk mampu melaksanakan Operasi Militer Perang dalam rangka menghadapi ancaman agresi militer dari luar negeri dan mampu melaksanakan Operasi Militer Selain Perang sebagai upaya menghadapi berbagai bentuk ancaman dari dalam negeri.
Selain tersebut di atas perang pada era baru sekarang ini telah bergeser seiring dengan perkembangan teknologi. Kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil. Namun, adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru. Diantaranya, perang asimetris, perang hibrida, dan perang proxy.
Perang asimetris adalah perang antara belligerent atau pihak-pihak berperang yang kekuatan militernya sangat berbeda.
Perang hibrida atau kombinasi merupakan perang yang menggabungkan teknik perang konvensional, perang asimetris, dan perang informasi untuk mendapat kemenangan atas pihak lawan. Pada saat kondisi kuat, perang
konvensional dilakukan untuk mengalahkan pihak lawan. Namun, pada saat situasi kurang menguntungkan, cara-cara lain dilakukan untuk melemahkan pihak musuh.
Perang proxy atau proxy war adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung dengan alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.
Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan.
Melalui perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors dari jauh.
Proxy war telah berlangsung di Indonesia dalam bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Contoh perang proxy atau proxy war antara lain Lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan pemberontakan bersenjata, perjuangan diplomasi, sampai munculnya referendum merupakan contoh proxy war yang nyata.
Seperti Celah Timor tanpa diduga menyimpan minyak dan gas bumi dalam jumlah yang fantastis. Australia pun ingin menguasai kandungan minyak di celah Timor dengan pembagian yang lebih besar. Setelah perjanjian celah Timor dengan Indonesia berakhir, Australia menggunakan isu Hak Asasi Manusia, menyerukan perlunya penentuan nasib sendiri untuk rakyat., demikian tegas Danrem 044/Gapo.
Selanjutnya Danrem 044/Gapo memberikan paparan tentang Proxy War kepada KBT Provinsi Sumsel dilanjutkan tanya jawab. Kegiatan seperti ini mendapat apresiasi yang baik dari KBT Provinsi Sumsel dan akan dikembangkan menjadi pertemuan yang akan terus dilaksanakan secara rutin guna meningkatkan hubungan silahturahmi antara Korem 044/Gapo dengan KBT Provinsi Sumsel bahkan di tingkat Kabupaten dan Kota se wiilayah Sumsel akan dilaksanakan di Kodim-kodim Jajaran Korem 044/Gapo.
Diluar acara tersebut Danrem 044/Gapo meluangkan waktu untuk wawancara dan tanya jawab dengan para wartawan diantaranya bahwa Korem 044/Gapo sebagai pembina dari Keluarga Besar Tentara baik dari PPAD, PEPABRI, FKPPI, LVRI, PERIB dan sebagainya. Hal merupakan penjabaran tugas dari Kepala Staf Angkatan Darat untuk mensosialisasikan tentang bahaya Proxy War, Perang energi ataupun perang yang melalui semua lini kehidupan seperti sumber pangan, energi juga pengaruh-pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan budaya kita seperti narkoba, sex bebas dan sebagainya yang utamanya adalah untuk memperperlemah ketahanan nasional terutama generasi muda Indonesia.
Sebagai generasi muda kita harus meningkatkan kesadaran bela negara, hal ini sesuai dengan Undang-undang nomor 3 bahwa Pertahanan negara ini secara militer dihadapi TNI sebagai komponen utama didukung komponen cadangan dan komponen pendukung, tetapi manakala ancaman negara yang terjadi, katakanlah seperti ancaman Kebudayaan maka Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Lading sektornya, kemudian yang bersangkut paut dengan IT yang terdapat situs-situs yang tidak layak dibuka hal ini merupakan lading sektornya Kominfo, selanjutnya adanya virus ebola dan sebagainya itu merupakan lading sektornya Dinas Kesehatan.
Hal seperti ini sudah dijelaskan dalam Undang-undang nomor 3 tentang siapa dan harus berbuat apa? Dan juga kita sebagai Tentara lebih meningkatkan kewaspadaan kita didalam menangkal gangguan-gangguan keamanan baik diperbatasan maupun didaerah lain, karena di wilayah perbatasan negara itu merupakan tempat keluar masuknya budaya-budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Potensi dari pada Proxy War dapat kita lihat yang dijelaskan oleh Ksad bahwasannya seperti bukan masalah sebasar apa tetapi pengaruh globalisasi dengan adanya AFTA, Demokratisasi, HAM Lingkungan hidup, termasuk terorisem, sehingga bagaimana kita menghadapi hal tersebut juga kita ketahui bersama bahwa perang atau penggulingan kekuasaan yang sah pada tahun 2013, semuanya dilatari oleh energi, kita negara Indonesia yang kaya akan air, pangan, energi yang tidak tergantikan seperti minyak dan batubara menjadikan daya tarik negara luar untuk menguasai Indonesia.
Harapan dengan Menteri Pertahanan yang Baru, kita sebagi Tentara apalagi Tentara sekarang ini juga yang mana Bapak Ryamizar yang pernah menjabat sebagai Kasdam II/Srwijaya dan juga sebagai Danrem 044/Gapo, harapan baik dalam sisi anggara dan alutsista serta kesejahteraan prajurit agar lebih diperhatikan lagi. Apalagi Bapak Ryamizar adalah Tentara Banget, luar biasa dan Selamat untuk Beliau.
Korem pada dasarnya hanya terdapat senjata ringan saja, karena kewajiban Korem sebenarnya bersentuhan langsung dengan masyarakat karena kita tidak menggunakan senjata tetapi kita menggunakan metoda Bhakti TNI, Komunikasi Sosial dan Perlawanan wilayah untuk membangkitkan kesadaran bela negara masyarakat, dengan menyelami, menghubungi dan mengajak masyarakat bersama-sama TNI dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional, demikian tegas Danrem 044/Gapo.