Skip to main content
Kodam II/Sriwijaya

Danrem 044/Gapo : Proxy War Menghancurkan Generasi Muda Indonesia

Dibaca: 2690 Oleh 04 Nov 2014Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Suko Basuki memberikan kuliah umum kepada mahasiswa STIKES Politeknik Palcomtech Palembang. Bertempat Kampus STIKES Politeknik Palcomtech Palembang pada hari Senin tanggal 3 Nopember 2014 pukul 08.00 Wib, dihadiri oleh Rektor III dan para Dosen serta 150 orang mahasiswa STIKES Politeknik Palcomtech Palembang.

Dalam kesempatan tersebut selaku Komandan Korem 044/Gapo menyampaikan kuliah umum dengan judul “Meningkatkan Bela Negara Generasi Muda Guna Menghadapi Proxy War dalam rangka Ketahanan Nasional ”.

Antusias dan atensi yang luar biasa dari para Mahasiswa STIKES Politeknik Palcomtech Palembang ditunjukan dengan banyaknya peserta yang hadir serta banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa yang ingin tahu tentang Proxy War.

Bela negara adalah hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia, hal ini sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam pasal 27 dan pasal 30 UUD 1945. Namun demikian harus disadari bahwa pasal-pasal tersebut belum terimplementasikan dengan baik.

Perang Proxy atau Proxy War adalah sebuah konfrontasi antar dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara   langsung dengan  alasan mengurangi risiko konflik langsung yang berisiko pada kehancuran fatal.

Baca juga:  Kapten Inf A.R. Razi Furqon Dalimunte, Danki Paskibraka 2019

Biasanya, pihak ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bisa nonstate actors yang dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan. Melalui perang proxy ini, tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan nonstate actors dari jauh.

Perang yang harus diwaspadai generasi muda saat ini bukanlah perang secara fisik, tapi justru perang dua kekuatan besar yang tidak saling berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga untuk mengalahkan musuh. Perang ini dikenal dengan nama Proxy War.

Adapun ancaman nyata bangsa Indonesia kedepan adalah pertama,  lebih dari 70 % konflik dunia karena latar belakang energi, kedua, pertumbuhan penduduk dunia, ketiga, Energi, pangan dan air semakin langka, keempat, penduduk dunia dan kelangkaan enegi fosil, kelima, kesuburan Indonesia memiliki potensi vegetasi (cocok tanam) sepanjang tahun, keenam, semua negara ingin menguasai sumber daya alam Indonesia.

 “Perang proxy merupakan konfrontasi antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti. Hal ini untuk mengurangi konfrontasi secara langsung dengan alasan untuk mengurangi risiko konflik yang berakibat pada kehancuran fatal”.

Perang proxy tidak mudah mengenali siapa kawan siapa lawan. Sebab dalam perang proxy, musuh mengendalikan non state actor dari jauh. Oleh karena itu, lanjutnya pemuda dan mahasiswa perlu jeli mengenali terjadinya perang proxy di Indonesia.

Baca juga:  DANREM 044/GAPO MEMBUKA APEL TERPUSAT MITRA BABINSA

“Indikasi adanya Proxy War di Indonesia sudah semakin nyata. Misalnya peredaran narkoba kepada pelajar dan pemuda, serta hubungan sex bebas dikalangan remaja, ini membuktikan generasi muda sudah mulai terpengaruh budaya luar,” paparnya.

Danrem 044/Gapo berpesan agar mahasiswa sebagai generasi muda untuk terus mewaspadai Proxy War yang di gencarkan oleh kelompok besar untuk mengancurkan generasi muda. “Kalau Korupsi korbannya adalah ekonomi dan uang negara yang di curi, begitu juga dengan terorisme, korbannya hilangnya nyawa orang yang tidak berdosa, namun kejahatan Proxy War seperti narkotika, korbannya adalah generasi yang hilang (Lost Generation),” tegas Danrem 044/Gapo.

Untuk menangkal perang proxy, sambungnya, sejumlah aksi dapat dilakukan oleh pemuda dan mahasiswa. Mulai dari mendalami ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, hingga mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter.

“Untuk itu pemuda dan pelajar, harus membekali diri dengan ilmu, keahlian, dan keterampilan sesuai bidangnya masing-masing. Wawasan yang luas, berpengalaman untuk membentuk karakter dan berwawasan kebangsaan sehingga mampu melawan dan menghancurkan Proxy War di Indonesia,”pungkasnya.

Baca juga:  Danrem Tinjau Latihan Pratugas Tahap 3 Yonif 142/Ksatria Jaya

Danrem 044/Gapo berharap kepada mahasiswa antara lain: pertama, jadilah agen-agen perubahan dengan terus mengikuti Banglingstra baik global, regional, maupun nasional. Kedua, jaga soliditas dan solidaritas sesama anak bangsa dan lebih khusus lagi sesama mahasiswa, guna mewujudkan Indonesia yang aman dan damai, ketiga, tidak mudah terhasut oleh isu-isu menyesatkan, yang justru akan merugikan diri sendiri keluarga dan martabat mahasiswa sebagai kaum intelektual, keempat, jadilah mahasiswa yang kelak mampu menciptakan lapangan kerja demi terwujudnya pembangunan nasional, kelima, tingkatkan disiplin loyalitas dan semangat belajar agar dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu, keenam, pahami dan amalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan Universitas maupun keluarga, ketujuh, jaga kesehatan fisik baik jasmani maupun rohani serta hindari obat-obatan terlarang dan bentuk kriminalitas lain yang dapat mengancam jiwa dan martabat mahasiswa dan kedelapan, untuk mewujudkan harapan tersebut agar para mahasiswa harus selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SAW agar selalu mendapat perlindungan, rahmat dan ridhonya.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel