Skip to main content
Artikel

“Difable Goes to Museum” Museum Jenderal Besar Sudirman untuk Semua

Dibaca: 29 Oleh 05 Agu 2017Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Museum adalah tempat mengumpulkan, menyimpan, merawat dan memamerkan peninggalan bersejarah yang disajikan untuk ilmu pengetahuan dan sarana rekreasi masyarakat. Sebagai ruang publik, museum harus bisa diakses oleh siapa saja tanpa terkecuali, termasuk bagi penyandang disabilitas. Namun masih banyak museum di Yogyakarta, bahkan di Indonesia pun yang belum memiliki program khusus bagi penyandang disabilitas, baik sarana dan prasarana yang belum sepenuhnya mengakomodir kehadiran disabilitas di museum. Kondisi inilah yang mendorong Duta Museum Jenderal Besar Sudirman bersama Balakmusmonpus Disjarahad untuk bersama-sama bergerak mewujudkan museum ramah difabel.

pic1

Melalui kegiatan Difable Goes to Museum yang mengangkat tema Museum Jenderal Besar Sudirman untuk Semua, Museum Jenderal Besar Sudirman Balakmusmonpus Disjarahad bekerja sama dengan Duta Museum beserta berbagai komunitas berusaha menepis anggapan bahwa museum sulit dikunjungi oleh kalangan difabel. Disamping itu kegiatan ini menjadi langkah awal bagi Museum Jenderal Besar Sudirman sebagai museum yang ramah bagi para penyandang disabilitas dan diharapkan menjadi pionir serta mampu menginspirasi museum-museum lainnya di Yogyakarta dan Indonesia.

Baca juga:  Sisi Lain Prajurit Perbatasan, Implementasi TNI Manunggal Bersama Rakyat

Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 4 Agustus 2017, mulai pukul 14.00-17.30 ini diawali dengan sambutan Kepala Badan Pelaksana Museum dan Monumen Pusat, Dinas Sejarah Angkatan Darat, Kolonel Arm Hery Purwanto S.IP. Dilanjutkan dengan sarasehan, menghadirkan Putra Bungsu Panglima Besar Jenderal Sudirman yakni Bapak Ir. HM. Teguh Sudirman. Beliau mengupas dari sudut pandang terdekat sebagai keluarga tentang semangat, ketauladanan, kepemimpinan, jiwa juang serta sosok Pangsar sebagai Ayah bagi Putra-Putrinya. Kebersamaan ini menghadirkan Difabel Tuli dari Deaf Art Community yang akan berkeliling museum bersama para peserta lainnya dengan didampingi penerjemah bahasa isyarat. Pada bagian akhir kegiatan diisi dengan Jelajah Museum, Kelas Bahasa Isyarat bagi masyarakat dan pemandu museum serta Dolanan Anak berupa permainan berbagai mainan tradisional.

pic5

Antusiasme dan keceriaan para penyandang disabilitas yang berbaur bersama dengan masyarakat pengunjung museum yang lain menjadi kebanggaan dan kesan tersendiri bagi para insan museum Balakmusmonpus Disjarahad. Kegiatan ini terselenggara berkat sinergi Balakmusmonpus Disjarahad bersama Deaf Art Community, Komunitas Malam Museum, Kampoeng Hompimpa, dan Ring Baut Club Yogyakarta.

Baca juga:  Senjata Dopper Pindad, Tingkatkan Keselamatan Prajurit

Kepada rekan media Kabalakmusmonpus Disjarahad di akhir acara menegaskan bahwa tema Museum untuk semua, diharapkan tidak berhenti sebagai slogan, namun diharapkan dapat diimplementasikan sebagai perekat TNI dan Rakyat. Karena para penyandang disabilitas merupakan bagian masyarakat yang juga harus mendapat akses yang sama di museum Jenderal Besar Sudirman sebagai ruang publik. Hadirnya kegiatan ini diharapkan mampu memberi inspirasi bagi museum-museum yang lain untuk berbenah dan mewujudkan akses yang lebih luas bagi  masyarakat khususnya para penyandang disabilitas dalam menanamkan kecintaan terhadap museum, sejarah dan rasa cinta tanah air dengan cara yang menyenangkan.

pic4

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel