Penyelidikan kasus pengeroyokan dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Satuan Yonzikon 11, Sertu Indra Lesmana (26) dan Kopda Ade Wahyudin (34), Sabtu, 1 Agustus 2015 malam membuahkan hasil.
Belum sampai satu hari, polisi Polrestro Jakarta Timur menangkap empat pelakunya di Terminal Kampung Melayu. Mereka sopir dan kernet mikrolet jurusan Kampung Melayu – Bekasi berinisial R, N, H, dan M.
Kapolres Jakarta Timur, Kombes Umar Faroq, membenarkan penangkapan itu. Mereka sopir dan kernet angkot, ucapnya, pada Minggu, 2 Agustus 2015.
Dikatakan Umar, dari hasil penyelidikan anak buahnya, diperkirakan pelaku yang mengeroyok Sertu Indra dan Kopda Ade ada 10 orang. Maka enam orang lagi masih buron alias dalam pencarian polisi.
Para pelaku memukul korban pada bagian kepala menggunakan bangku mikrolet. Akibatnya, satu orang anggota terluka cukup parah dan langsung di bawa ke rumah sakit. Barang bukti yang dipergunakan, tempat duduk tambahan di dalam mikrolet yang masih ada bercak darahnya. Satu korban saat ini masih dirawat di RSPAD Gatot Subroto, tutur Umar.
Untuk pelaku lainnya, masih dalam pengejaran kami, kata Umar lagi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemicu pengeroyokan terhadap dua prajurit TNI tersebut berawal dari seorang sopir mikrolet menyerempet motor kedua anggota yang sedang melintas di Jalan Otista Raya, tepatnya di lampu merah Asi Makmur.
Awalnya tidak ada yang tahu kalau korban terserempet itu anggota TNI. Tiba-tiba ada mikrolet yang memutar balik hingga meyerempet motor yang dikendarai kedua korban sampai terjatuh, papar Umar.
Kejadian itu membuat kedua anggota tersebut naik pitam dan langsung menunjukkan identitasnya ke pengemudi angkot tersebut jika dirinya anggota TNI. Sertu Indra dan Kopda Ade pun meminta-kelengkapan surat-surat mikrolet yang dikendarai si sopir, belakangan diketahui berinisial R.
Kedua korban lantas meminta pertanggungjawaban serta mengecek kelengkapan surat-surat sopir Mikrolet. Karena tidak dapat menun-jukan kelengkapan surat dan tidak mempunyai SIM, sopir menyarankan kepada kedua anggota TNI mengikutinya ke Terminal Kampung Melayu, ujar Umar.
Diteriaki maling
Sesampainya di Terminal Kampung Melayu, kedua korban langsung kembali menghampiri sopir yang menyerempetnya itu. Tiba-tiba R justru berteriak ‘maling’ sehingga teriakannya menjadi perhatian para sopir dan timer mikrolet yang mangkal di terminal itu.
Kedua anggota ini pun babak belur. Sertu Indra luka robek di bagian kepala serta memar di seluruh wajah. Sementara Kopda Ade juga luka memar di wajah. Keduanya langsung dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.
Tak balas dendam
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wuryanto, juga menjelaskan kronologi yang sama seperti yang disampaikan Kapolrestro Jakarta Timur, Kombes Umar Faroq.
Wuryanto pun menegaskan kepada seluruh anggota jajaran Resimen Zikon yang disampaikan oleh Komandan Resimen Zikon (Danmenzikon) agar seluruh anggota tidak melakukan upaya balas dendam dan hal-hal yang bertentangan dengan Sapta Marga serta Sumpah Prajurit. Kami percayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian karena pimpinan AD sangat percaya mereka (polisi) sangat profesional, tuturnya. (Sumber : HU Warta Kota)
.