Skip to main content
Berita Satuan

Gatot: Perkuat TNI AL dan AU Bangun Intelijen yang Tangguh dan Profesional

Dibaca: 332 Oleh 09 Jul 2015Tidak ada komentar
TNI Angkatan Darat
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Panglima TNJ. Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, visi Indonesia sebagai poros maritim dunia hanya terwujud dengan pengembangan serta penguatan TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Pengembangan dan penguatan dua matra itu penting, agar seluruh wilayah Nusantara terpantau dan aman.

(Armada) kapal (perang) di­tambah, juga kapal selam dan pesawat Begitu juga radar harus bisa menutupi semuanya. Itu ha­rus dilakukan, kata Gatot seusai jdilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo, Rabu 8 Juli 2014, di Istana Negara.

Pelantikan dihadiri Wakil Pre­siden Jusuf Kalla dan sejumlah pemimpin lembaga negara, se­perti Ketua MPR  Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua BPK Harry Azhar Azis, Ketua MA Hat­ta Ali, dan Ketua KY Suparman Marzukl hadir pula sejumlah menteri dan perwira tinggi di jajaran TNI/Polri.

Sebagai Panglima yang baru, Gatot berjanji akan melanjutkan upaya   Panglima   sebelumnya serta   melaksanakan   rencana jangka pendek, menengah, dan panjang yang sudah ada. Di sisi lain,   ia    juga     akan    melakukan    dip­lomasi   militer  untuk meningkat­kan  peran  RI dalam  menjaga stabilitas   keamanan   regional ASEAN Salah satu usahanya  menggelar latihan militer bersa­ma negara ASEAN.

Baca juga:  Sakit Sumsum Tulang Belakang, Abdul Wahab Diobati Satgas Yonif R 100/PS

Menurut Jenderal Moeldoko, yang digantikan Gatot, tantangan pucuk  pimpinan  TNI   ke depan  semakin berat Prioritas peker­jaan rumah Panglima TNI yang baru, kata Moeldoko, di antara­nya memperkuat sumber daya manusia (SDM). Langka hini perlu terus-menerus dilakukan karena teknologi dan persoalan se­makin berkembang.

Pembenahan BIN

Seusai   melantik   Gatot,  Presi­den   juga   melantik  Letnan Jen­deral(Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sutlyoso menggantikan Letjen (Purn) Marciano Norman yang telah menjabat sebagai Ke­pala BIN sejak 19 Oktober 2011.

Sebagai  Kepala  BIN  yang baru, Sutiyoso menyatakan akan me­lakukan pembenahan internal, baik menyangkut struktur orga­nisasi, SDM, maupun perleng­kapan BIN Ia juga menyatakan akan melanjutkan apa yang su­dah dirintis pendahulunya.

Sasaran kita ke depan akan membangun intelijen yang tang­guh dan profesional,  katanya.

Menurut Sutiyoso, intelijen ke depan perlu  banyak  menggali in­formasi dari berbagai sumber. Oleh karena itu, BIN di bawah kepemimpinannya  akan  lebih terbuka memberikan peluang ke­pada masyarakat untuk berpar­tisipasi memberikan informasi terkait keamanan negara, ideo­logi, politik, dan ekonomi.

Baca juga:  Komandan Paspampres Terima Delegasi China

Penambahan personel inteli­jen menjadi agenda Utama Suti­yoso untuk menghadapi pemilih­an kepala daerah serentak di 269 wilayah. Jika selama ini seorang intelijen bertugas menjangkau ti­ga kabupaten, ke depan ia ingin setidaknya ada tiga intelijen di setiap kabupaten. Rekrutmen in­telijen dilakukan dari berbagai sumber, baik dari TNI maupun masyarakat sipil.

Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menegaskan, ada beberapa langkah yang seha­rusnya menjadi prioritas Pangli­ma TNI, di antaranya moder­nisasi alat utama sistem persen­jataan (alutsista),    meningkatkan    kesejahteraan     prajurit,   dan me­melihara alutsista.

Akan  tetapi, kami  juga  men­desak  Panglima  TNI  untuk mem­prioritaskan berlanjutnya reformasi TNI karena reformasi TNI  adalah  amanat  reformasi  sekali­gus  perintah   Undang-Undang  TNI yang hingga kini masih be­lum tuntas dilakukan lebih dari satu dasawarsa,  ujar Poengky.

Skala prioritas reformasi mi­liter Itu, intan lain, dengan merevisi Peradilan Militer, pem­buatan UU Perbantuan TNI ke­pada Polri, dan penghormatan kepada HAM dalam bentuk zero tolerance terhadap impunitas.

Sesuai  catatan  Imparsial,  da­lam  kurun  waktu  dua  tahun ter­akhir, performa TNI masih terco­reng aksi-aksi pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum oleh tentara. Selain itu, ujar Poengky, keterbukaan TNI untuk diaudit dalami hal isu korupsi sangat pen­ting mengingat hingga kini pub­lik masih kesulitan memantau isu korupsi di TNl.

Baca juga:  Ketum Dharma Pertiwi Kunjungi Markas Yonif 516/Mekanis

Aktivis  HAM,  Alex  Argo, yang  pernah meneliti kekerasan mili­ter bagi Komisi untuk Orang Hi­lang dan Korban Tindak Keke­rasan (Kontras) pada 2014 me­ngatakan, secara personal, Gatot belum memiliki catatan buruk atas pelanggaran HAM. Namun, dalam kedudukannya sebagai Panglima TNI, pekerjaan rumah besar yang wajib diselesaikan adalah soal masih tingginya ang­ka kekerasan prajurit terhadap warga sipil, ujar Alex.   (Sumber: HU Kompas)

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel