
Panglima TNJ. Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, visi Indonesia sebagai poros maritim dunia hanya terwujud dengan pengembangan serta penguatan TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Pengembangan dan penguatan dua matra itu penting, agar seluruh wilayah Nusantara terpantau dan aman.
(Armada) kapal (perang) ditambah, juga kapal selam dan pesawat Begitu juga radar harus bisa menutupi semuanya. Itu harus dilakukan, kata Gatot seusai jdilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo, Rabu 8 Juli 2014, di Istana Negara.
Pelantikan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pemimpin lembaga negara, seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua BPK Harry Azhar Azis, Ketua MA Hatta Ali, dan Ketua KY Suparman Marzukl hadir pula sejumlah menteri dan perwira tinggi di jajaran TNI/Polri.
Sebagai Panglima yang baru, Gatot berjanji akan melanjutkan upaya Panglima sebelumnya serta melaksanakan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang yang sudah ada. Di sisi lain, ia juga akan melakukan diplomasi militer untuk meningkatkan peran RI dalam menjaga stabilitas keamanan regional ASEAN Salah satu usahanya menggelar latihan militer bersama negara ASEAN.
Menurut Jenderal Moeldoko, yang digantikan Gatot, tantangan pucuk pimpinan TNI ke depan semakin berat Prioritas pekerjaan rumah Panglima TNI yang baru, kata Moeldoko, di antaranya memperkuat sumber daya manusia (SDM). Langka hini perlu terus-menerus dilakukan karena teknologi dan persoalan semakin berkembang.
Pembenahan BIN
Seusai melantik Gatot, Presiden juga melantik Letnan Jenderal(Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Sutlyoso menggantikan Letjen (Purn) Marciano Norman yang telah menjabat sebagai Kepala BIN sejak 19 Oktober 2011.
Sebagai Kepala BIN yang baru, Sutiyoso menyatakan akan melakukan pembenahan internal, baik menyangkut struktur organisasi, SDM, maupun perlengkapan BIN Ia juga menyatakan akan melanjutkan apa yang sudah dirintis pendahulunya.
Sasaran kita ke depan akan membangun intelijen yang tangguh dan profesional, katanya.
Menurut Sutiyoso, intelijen ke depan perlu banyak menggali informasi dari berbagai sumber. Oleh karena itu, BIN di bawah kepemimpinannya akan lebih terbuka memberikan peluang kepada masyarakat untuk berpartisipasi memberikan informasi terkait keamanan negara, ideologi, politik, dan ekonomi.
Penambahan personel intelijen menjadi agenda Utama Sutiyoso untuk menghadapi pemilihan kepala daerah serentak di 269 wilayah. Jika selama ini seorang intelijen bertugas menjangkau tiga kabupaten, ke depan ia ingin setidaknya ada tiga intelijen di setiap kabupaten. Rekrutmen intelijen dilakukan dari berbagai sumber, baik dari TNI maupun masyarakat sipil.
Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti menegaskan, ada beberapa langkah yang seharusnya menjadi prioritas Panglima TNI, di antaranya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), meningkatkan kesejahteraan prajurit, dan memelihara alutsista.
Akan tetapi, kami juga mendesak Panglima TNI untuk memprioritaskan berlanjutnya reformasi TNI karena reformasi TNI adalah amanat reformasi sekaligus perintah Undang-Undang TNI yang hingga kini masih belum tuntas dilakukan lebih dari satu dasawarsa, ujar Poengky.
Skala prioritas reformasi militer Itu, intan lain, dengan merevisi Peradilan Militer, pembuatan UU Perbantuan TNI kepada Polri, dan penghormatan kepada HAM dalam bentuk zero tolerance terhadap impunitas.
Sesuai catatan Imparsial, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, performa TNI masih tercoreng aksi-aksi pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum oleh tentara. Selain itu, ujar Poengky, keterbukaan TNI untuk diaudit dalami hal isu korupsi sangat penting mengingat hingga kini publik masih kesulitan memantau isu korupsi di TNl.
Aktivis HAM, Alex Argo, yang pernah meneliti kekerasan militer bagi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada 2014 mengatakan, secara personal, Gatot belum memiliki catatan buruk atas pelanggaran HAM. Namun, dalam kedudukannya sebagai Panglima TNI, pekerjaan rumah besar yang wajib diselesaikan adalah soal masih tingginya angka kekerasan prajurit terhadap warga sipil, ujar Alex. (Sumber: HU Kompas)