Sisi lain, dalam artikelnya yang dirilis Minggu (12/3/2020), Business Inside mengungkapkan bahwa orang yang menderita flu akan disertai dengan pilek dan bersin-bersin, sementara penderita COVID-19 tidak mengalami hal itu.
Kemudian, Senin (23/3/2020), Business Inside, melansir hasil penelitian ahli rinologi terkemuka dari Inggris, bahwa terdapat gejala baru yang terjadi terhadap 30% pasien positif COVID-19 (tanpa gejala demam tinggi dan batuk) di Korsel, China dan Italia mengalami gejala anosmia dan hyposmia (sulit mencium bau dan mengecap rasa).
Bussines Inside juga mengungkap bahwa pada kasus yang parah, pada lansia dan kondisi medis tertentu, infeksi virus Corona bisa menyebabkan komplikasi yang serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, pneumonia (infeksi paru) yang berat, edema paru, dan kegagalan fungsi organ-organ tubuh, misalnya ginjal.
Dengan adanya beberapa persamaan dan perbedaan di atas, dapat ditarik benang merah (meski belum tentu berlaku secara umum), bahwa batuk yang disertai dengan pilek dan sebelum batuk dimulai dengan bersin, dimungkinkan terkena flu biasa.
b. Menyebar di 180 Negara/Wilayah, 21,3 % Pasien Berhasil Sembuh.
Dibalik bayang-bayang ketakutan yang menyebar hampir ke 180 negara/wilayah dan menginfeksi setidaknya 952.171 orang, menurut John Hopkins University, sampai dengan Kamis (2/4/2020) virus yang mirip dengan virus SARS ini telah memakan korban sekitar 48.320 jiwa (5 %) dan 202.541 (21,3%) berhasil sembuh kembali.
Bahkan menurut _Centers for Disease Control and Prevention (CDC),_ sering kali terjadi secara tiba-tiba penderita akan sembuh dalam waktu relatif singkat, kurang dari 2 minggu.