Skip to main content
Kodam V/Brawijaya

Guna Menangkal Bahaya Laten (Komunis) Korem 081/DSJ Gelar Nonton Bareng Film Pengkhianatan G.30S/PKI

Dibaca: 61 Oleh 01 Okt 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Madiun, Sebanyak 186 Anggota Korem 081/DSJ melaksanakan nonton bareng Film Pengkhianatan G.30 S/PKI dalam rangka memantapkan wawasan kebangsaan dan menangkal bahaya laten (komunis) bertempat di Aula Makorem 081/DSJ Jl. Pahlawan No. 50 Kota Madiun. Rabu (30/9).

Nonton bareng digelar guna memantapkan pemahaman tentang issue berkembangnya kegiatan Komunisme diberbagai daerah di Indonesia yang cukup menjadi perhatian serius bagi segenap aparat baik TNI, Polri, Pemerintah maupun masyarakat yang menentang Paham Komunis tersebut.

Film yang berdurasi kurang lebih dua jam ini mengisahkan tentang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pada saat itu melaksanakan pengkhianatan terhadap pemerintahan Indonesia dengan menculik dan membunuh 7 pahlawan revolusi, juga peristiwa lubang buaya.

Kasiter Rem 081/DSJ Letkol Inf Saptono Adi Birowo selesai pemutaran Film menekankan kepada para anggota Korem 081/DSJ agar bisa memahami isi Film tersebut sehingga agar didapat pemahaman yang sama dalam menangkal gerakan separatism, maupun yang saat ini berupaya memutar balikkan fakta sejarah G.30S/PKI dengan memutar film tandingan berjudul senyap.

Baca juga:  Ponpes Al Amiin Mojokerto Bina Kepemimpinan Santri, Bekerja sama Dengan Korem 082

Lebih lanjut Kasiter mengatakan, bahwa dahulu setiap tahun di akhir September pada stasiun televisi nasional, film ini rutin diputar namun saat ini sudah tidak. Ia juga menjelaskan pemutaran film ini merupakan perintah dari Komando atas guna mengingatkan tentang keganasan bahaya laten Komunis. Terlebih sekarang PKI sudah berubah bentuk dengan sebutan gaya baru. Yang sekarang ini merupakan generasi ketiga dari PKI itu sendiri untuk dapat mempengaruhi generasi muda bangsa Indonesia dengan memutarbalikkan fakta sejarah.

“Pemutaran film ini juga untuk memberikan pelajaran pada anak-anak remaja untuk mengetahui kejadian sejarah pahlawan revolusi, karena sekarang sudah mulai berkurang pemberian pengetahuan tentang sejarah terutama sejarah perjuangan dan revolusi,” Tutur Kasiter. (Ls).

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel