
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu impor beras. Pasalnya setelah terjun langsung membantu petani, stok beras yang tersedia sudah mencukupi sehingga tidak perlu ada lagi rencana tersebut.
Bahkan sampai bulan Oktober 2015 ini, stok beras sudah mencapai 2 juta ton, ujar KASAD dalam acara Gelar Teknologi Pertanian Modern tahun 2015 di Desa Gar Mukti, Kecamatan Tambak Dahan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa, tanggal 20 Oktober 2015. Hasil tersebut merupakan wujud kerja sama 10 bulan antara TNI dengan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan. Mulai dari pengelolaan sawah, tanam hingga pengawalan sampai ke Bulog.
Ketegasan agar tidak ada impor itu diperkuat oleh data bahwa saat ini masih ada 1,5 juta hektare sawah yang siap panen. Jumlah padi yang dihasilkan bisa mencapai 5 juta ton per hektare. Jadi sekali lagi perlu ditegaskan bahwa saat ini kita tidak perlu lagi impor beras dari luar, ujarnya dalam acara yang juga dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan tersebut. Impor hanya kekhawatiran pihak-pihak tertentu. Kita harus perang melawan mafia-mafia impor tersebut, karena kenyataannya kita tidak butuh itu, tegasnya lagi.
Senada dengan KASAD, Mentan Amram Sulaiman menegaskan, saat ini stok beras di gudang relatif aman. Beda dengan tahun lalu, dimana Indonesia melakukan impor sebanyak 800 ribu ton. Yang pasti setahun saya berada di kementerian ini, Indonesia tidak lagi mengimpor beras. Sedangkan tahun lalu ada impor 800 ribu ton, katanya.
Menurut dia, capaian tersebut cukup membanggakan karena di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah, para petani di Indonesia bisa terus menanam dan memanen. Bahkan, kata dia, fenomena El Nino tahun ini lebih buruk dibandingkan El Nino yang sempat membuat produksi pangan anjlok pada 1998 dan mengharuskan Indonesia mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton untuk menyokong kebutuhan pangan 205 juta penduduknya.
Kalau bekerja biasa-biasa saja kan seharusnya dengan penduduk kita yang mencapai 250 juta jiwa sekarang, kita mengimpor sekitar 8,8 juta ton. Tapi faktanya kita tidak mengimpor sama sekali, tutur Amran. (Sumber: HU Suara Karya)