Skip to main content
Artikel

Kemenangan Strategis TNI AD

Dibaca: 56955 Oleh 08 Jun 2015Juni 15th, 2015Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Akhir bulan Mei hingga awal Juni kemaren, media terasa cukup gencar memberitakan dan mengulas kemenangan yang ditorehkan oleh prajurit-prajurit TNI AD dalam sebuah lomba tembak internasional tahunan antar angkatan darat negara-negara Asia Pasifik yang diselenggarakan di Australia. Walaupun sudah lebih dari seminggu prestasi itu ditorehkan oleh prajurit-prajurit TNI AD, tetapi ulasan dan pemberitaannya masih terus berlanjut. Hal itu menyiratkan bahwa apa yang dilakukan oleh para prajurit TNI AD di Australia itu bukanlah hal yang biasa, walaupun sebenarnya gelar juara umum sudah menjadi ‘langganan’ TNI AD secara berturut-turut sejak tahun 2008.Ya, sebuah momentum strategis telah terjadi dan diciptakan oleh prajurit-prajurit TNI AD di Australia dalam forum lomba tembak Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang diikuti oleh 16 negara, termasuk negara-negara besar dengan angkatan bersenjata besar seperti Amerika Serikat, Inggris dan Australia prajurit-prajuritnya yang selama ini dianggap mewakili sosok prajurit modern dan profesional. Walaupun lomba tembak ini sudah merupakan agenda rutin tahunan yang sudah berumur 31 tahun, dan prajurit-prajurit TNI AD sudah beberapa kali menjadi juara umum sejak tahun 2008, namun prestasi yang ditorehkan pada tahun 2015 ini terasa sangat istimewa dan memiliki nilai atau dampak yang sangat strategis bagi Indonesia secara umum, dan khususnya TNI AD maupun industri strategis pertahanan.

Sangat istimewa, karena dominasi para prajurit TNI AD di ajang lomba tembak internasional itu sangatlah luar biasa, menyabet 30 medali emas di berbagai nomor lomba dan hanya ‘memberikan’ 5 medali emas kepada tuan rumah serta 4 medali emas untuk Amerika Serikat. Lebih istimewa lagi karena dominasi itu terjadi atas angkatan darat negara-negara besar dan modern yang selama ini banyak dijadikan sebagai kiblat modernitas dan profesionalitas angkatan bersenjata seperti US Army, US Marine dan Australian Army sendiri sebagai tuan rumah. Bahkan angkatan bersenjata Amerika Serikat yang mengirimkan 2 tim pun tidak berkutik sama sekali menghadapi 1 tim dari TNI AD. Nomor-nomor lomba yang selama ini menjadi favorit mereka untuk merebut medali emas seperti nomor sniper, ternyata juga diambil oleh para petembak TNI AD. Lebih hebatnya lagi, sebagian senjata yang digunakan oleh para petembak TNI AD adalah senjata produk industri strategis nasional, PT PINDAD, senjata-senjata karya anak bangsa Indonesia.

Baca juga:  Tank Amfibi Arisgator Perkuat Alutsista TNI AD

Inilah yang kemudian membuat negara-negara besar tersebut kebakaran jenggot, merasa gengsinya sebagai tentara super terendahkan serendah-rendahnya. Mereka yang merasa selama ini menjadi superior, memiliki teknologi persenjataan canggih serta sistem latihan militer yang banyak diadopsi oleh negara lain, ternyata dipecundangi dengan sangat memalukan oleh tentara dari sebuah negara yang mungkin selama ini mereka anggap masih terbelakang.

Bagi masyarakat dunia yang gemar menonton film aksi hollywood, gambaran ‘kehebatan’ prajurit-prajurit US Army ataupun US Marine rasanya sudah tidak diragukan lagi. Promosi gencar (berlebihan ?) melalui film-film holywood seolah-olah ingin menunjukkan kepada dunia bahwa angkatan bersenjata Amerika Serikat berisi manusia-manusia super yang serba hebat di segala bidang. Melihat penggambaran yang fantastis di film-film, rasanya sulit membayangkan untuk bisa mengalahkan mereka, namun kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya.

Inilah yang kemudian memicu mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang justru merusak nama besar mereka sendiri dengan meminta panitia untuk membongkar senjata yang digunakan oleh petembak TNI AD yang merupakan produk nasional Indonesia. Tindakan ini justru semakin membuka mata dunia bahwa sebenarnya terjadi kekeroposan pada tentara mereka yang dibungkus oleh modernitas dan profesionalitas semu ala film holywood. Hal ini juga diperparah oleh sikap tentara dan publik Australia yang secara kerdil menunjukkan sikap tidak profesional dengan mengkaitkan eksekusi mati penjahat, gembong narkoba Australia di Indonesia dengan keikut sertaan TNI AD dalam lomba tembak tersebut. Bahkan situs resmi AASAM pun sempat enggan untuk memuat perolehan medali tim TNI AD dalam pemberitaannya.

Baca juga:  Optimalisasi Binter di Jaman Now

Inilah yang dimaksud dengan kemenangan strategis TNI AD. Kemenangan itu sejatinya bukanlah sekedar kemenangan tim tembak yang secara teknis mampu menunjukkan keunggulan skill nya. Tetapi jauh lebih besar dari itu semua makna yang terkandung di dalamnya.

Melalui kemenangan dalam forum lomba tembak internasional itu, TNI AD telah mampu menunjukkan bahwa prajurit-prajuritnya memiliki kemampuan teknis militer yang tidak kalah dibanding tentara dari negara-negara maju. Bahkan lomba tembak itu menunjukkan dominasi TNI AD yang jauh diluar perkiraan mereka. Kemenangan inipun akan memberikan dampak yang sangat positif dalam strategi sebuah negara, dimana sebagian komponennya adalah diplomasi dan militer. Keunggulan kemampuan militer kita secara psikologis akan mendongkrak daya tawar diplomatis kita terhadap negara lain. Bahkan sebuah berita media menyebutkan bahwa seorang pelatih tim tembak TNI AD diminta oleh Jepang untuk melatih petembak militernya. Sungguh membanggakan.

Lebih jauh lagi, kemampuan luar biasa dari prajurit-prajurit TNI AD dalam mengoperasikan senjata produk PT PINDAD, pada akhirnya mendongkrak ‘daya jual’ produk industri strategis kita. Sikap Amerika dan Australia yang meminta agar senjata TNI dibongkar juga justru sangat menguntungkan kita dari aspek promosi dan marketing. Akhirnya, semakin banyak negara yang tertarik untuk membeli senjata produksi PT PINDAD untuk angkatan bersenjatanya, seperti judul berita yang saya baca pagi ini.

Baca juga:  Menghadapi Ancaman Non Militer Terhadap Pertahanan dan Ketahanan Nasional

Demikianlah, kemenangan strategis besar yang diawali oleh kemampuan luar biasa prajurit-prajurit TNI AD dalam sebuah event internasional. Dengan demikian, sangatlah pantas apabila prajurit-prajurit itu diberikan penghargaan luar biasa, lebih dari sekedar piagam, medali ataupun materi yang lain. Mungkin kenaikan pangkat luar biasa bagi mereka bukanlah hal yang berlebihan. Dan, semoga akan semakin banyak prestasi yang bisa diukir oleh prajurit-prajurit TNI AD di kancah internasional, sehingga kita mampu memenangkan diplomasi strategis melalui bidang militer.

* Sudarsono Hadisiswoyo, Analis/Konsultan Personal di Pemerintahan dan Penggiat Ke-Nusantaraan, tinggal di Jakarta.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel