JAKARTA,tniad.mil.id –Sertu Juyono yang viral karena membantu anak yang akan putus sekolah, juga membantu merenovasi rumah warga yang terkena bencana serta rajin memotivasi dan mengajar Napi (Narapidana) di Lapas kelas II B Garut.
Hal tersebut disampaikan Dandim 0611/Garut, Letkol Inf Asyraf Aziz, dalam rilis tertulisnya, di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (24/3/2019).
Diungkapkan Dandim, selain menolong Nensi Mirna, pelajar SMAN 25 Garut, kelas II yang berniat putus sekolah karena tak mempunyai biaya, Juyono juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dengan membantu merenovasi rumah warga yang rusak karena bencana serta mengajar di Lapas
“Saya sangat bangga dengan prajurit saya ini. Dia bisa mengabdi dengan ikhlas kepada masyarakat, di samping tugas pokoknya sebagai Babinsa,” ujarnya.
“Sebagai atasannya (Juyono), mengapresiasi atas kepeduliannya dalam membantu sesama. Kehadirannya ditengah masyarakat dapat memberi solusi dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi masyarakat,”ucap Asyraf Aziz.
Tindakan yang dilakukan oleh Juyono tersebut, lanjut Asyraf, mencerminkan tugas pengabdian seorang Babinsa yang sebenarnya.
“Saya meminta agar prajuritnya yang lain untuk mencontoh apa yang dilakukan Yono, menjadi bagian solusi bagi masyarakat,”ujarnya
“Prajurit TNI harus bisa menjadi obat di tengah-tengah masyarakat, karena masyarakat adalah ibunya TNI,” imbuh Asyraf.
Kepada Yono, Asyraf berpesan untuk terus melakukan pengabdian kepada masyarakat, seperti yang dilakukannya saat ini.
“Semangat pengabdian tanpa pamrih, tulus dan ikhlas tidak boleh kendur, tebar terus kebaikan untuk membantu sesama,”pesannya.
Sementara itu, Sertu Juwono menyampaikan, seorang prajurit (Babinsa) senantiasa dituntut memiliki kepekaan tinggi terhadap lingkungannya.
“Jadi saya dapat informasi bahwa ada pelajar yang enggak punya biaya buat sekolah, namanya Nensi Mirna. Kemudian kita bantu,” ujarnya, Jumat (22/3/2019).
Yono mengaku ikhlas menolong meskipun terkadang ia mengaku tak punya uang. Beragam cara ia lakukan untuk menolong, salah satunya mengumpulkan teman-temannya yang ingin berdonasi.
“Saya mungkin lebih ke penyalur saja. Yang pasti yang bantu ini bukan saya saja,” katanya merendah.
“Kebetulan para donator mempercayakan rezeki yang mereka miliki untuk disalurkan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan, seperti orang miskin, anak yatim piatu dan panti jompo yang benar-benar harus dibantu,”tuturnya.
Selain itu juga, Yono juga kerap aktif memotivasi masyarakat binaannya,termasuk menjadi guru bagi para napi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Garut.
“Setiap Selasa ikut di Lapas memberikan motivasi bagi para narapidana. Saya sharing dengan mereka, bukan menggurui. Saya cuma kasih mereka motivasi, harus bagaimana nanti setelah keluar dari Lapas,” tutur Yono.
Dia berharap aksinya menjadi inspirasi bagi sesama. Prinsip hidupnya, ia ingin menjadi obat di mana pun bertugas.
“Saya ingin menjadi obat di manapun diberi amanat tugas, meskipun tidak dengan materi namun dengan sedikit kemampuan yang kita miliki, manfaatnya sangat berguna bagi orang lain,”pungkasnya. (Dispenad)