Skip to main content
Kodam V/Brawijaya

Kisah Perjalanan Karir Anak Pasar Hingga Jadi Jenderal Bintang Dua

Dibaca: 356 Oleh 13 Jan 2023Tidak ada komentar
Kisah Perjalanan Karir Anak Pasar Hingga Jadi Jenderal Bintang Dua
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Jakarta, tniad.mil.id – Mayjen TNI Farid Makruf, salah satu Jenderal Bintang Dua di TNI AD ternyata memiliki cerita hidup yang unik dan perjalan karir yang tidak mudah sebalum didaulat menjadi Pangdam V/Brawijaya.

Mayjen TNI Farid Makruf yang merupakan putra asli Madura ini membagikan kisahnya semasa kecil yang gemar membaca komik Kho Ping Ho dan gemar menerjemahkan lagu-lagu barat. Ia pun pernah jadi tukang antar barang ke langganan toko ibunya yang berprofesi sebagai penjual di Pasar tumpah Bangkalan.

Lulusan Akademi Militer tahun 1991 ini juga pernah hampir frustasi lantaran mendapat tugas yang tidak sesuai dengan harapannya saat dirinya berpangkat Lettu yang berdinas di Kopassus. tapi berkat doa dan nasihat dari ibunya bahwa apa pun tugas yang diberikan harus diterima sepenuh hati, membuat Mayjen TNI Farid menyalurkan kekecewaannya dengan mengikuti kursus bahasa Inggris yang berujung dirinya terpilih mengikuti pendidikan ke Inggris untuk mengambil program master padahal dirinya belum punya ijazah S1.

Baca juga:  Kontes Barongan Dalam Rangka HUT ke-71 TNI

“Saya dinilai memenuhi syarat untuk langsung masuk program master. Tanpa gelar S1,” katanya ketika berkunjung ke Harian Disway.id pada Kamis (12/1/2023).

Sejak itu, karir Mayjen Farid di militer mulai meroket, diawali menjabat sebagai Danbrigif 13 Galuh. Meski jabatannya Danbrigif, Farid menjadi koordinator banyak pejabat tinggi di sana. Kemudian Ketika jadi Danrem 162/Wira Bhakti di Mataram, Farid mampu menyelesaikan urusan rumit melebihi jabatannya yaitu pembebasan tanah lokasi Mandalika, kalau tanah seluas lebih 100 hektare itu tidak terbebaskan balap motor Motor GP yang mendunia itu tidak bisa terselenggara di sana.

Tentu, itu sebenarnya bukan urusan Danrem. Tapi sudah lebih 30 tahun soal tanah Mandalika tidak terselesaikan. Tanah itu awalnya sudah menjadi milik perusahaan Mbak Tutut. Putri Pak Harto itu pun sudah menjualnya ke perusahaan Kuwait.

Lalu terjadi krisis moneter 1998. Pak Harto lengser. Rakyat menguasai kembali tanah itu. Ruwet. Banyak sekali yang ikut bermain. Pun aparat dan instansi. Tidak ketinggalan para preman.

Baca juga:  Demi Keselamatan Bangsa, Kodam V/Brawijaya Gelar Sholawat Bersama

Ketika Presiden Jokowi menegaskan Motor GP tetap di Mandalika, Danrem melapor ke Kapolda NTB. Ia minta izin untuk ikut menyelesaikannya.

Kapolda dengan senang hati memberikan lampu hijau. Barulah dirinya mendalami persoalan tersebut.

Ia pun mangaku bahwa dirinya tidak bekerja sendiri tapi ada Dandim yang turut serta bekerja keras dalam menyelesaikan persoalan itu. “Dandim saya yang luar biasa. Ia hebat sekali,” katanya.

Mayjen Farid juga pernah menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako di Sulawesi Tengah sekaligus promosi naik jadi bintang satu.

Selama menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako, Ia juga pernah membuat mengajukan telaah staf ke komando atas sebagai bahan masukan untuk mengatasi kelompok teroris yang masih sangat aktif (MIT, Mujahidin Indonesia Timur) di wilayah tersebut.

Setelah berpetualang di Poso, Farid kemudian mendapat promosi menjadi Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) pada 2021-2022. Pada 2022, Ia kemudian dipromosikan lagi menjadi Wairjen TNI. Hingga akhirnya diangkat menjadi Pangdam V/Brawijaya menggantikan Mayjen TNI Nurcahyanto, M. Sc., sejak serah terima jabatan pada 28 Desember 2022 yang dipimpin Kasad Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman di Mabesad. (Dispenad).

Baca juga:  Kodim 0826/Pamekasan Gelar Pembekalan Singkat Jurnalistik

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel