JAKARTA, tniad.mil.id – Bulan Ramadhan adalah bulan mulia yang di dalamnya umat Islam berpuasa sebulan penuh sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 183. Untuk memeriahkan kemuliaan bulan tersebut, Korem 162/WB menyelenggarakan berbagai macam lomba bagi seluruh Prajurit, PNS dan putra putri prajurit maupun PNS se-Garnizun Mataram.
Demikian disampaikan Komandan Korem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., dalam sambutannya pada penyerahan hadiah kepada para pemenang di Lapangan Gatot Subroto Makorem 162/WB, Senin (10/5/2021).
Beberapa macam lomba yang digelar selama sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan antara lain lomba tartil Al Qur’an, lomba Adzan, lomba ceramah (Kultum) dan hafalan ayat-ayat pendek yang dilaksanakan di dua tempat, yaitu untuk militer dan PNS di Masjid Al Muttaqin Makorem, sedangkan putra-putri Prajurit di Masjid As-Syuhada Asrama Gebang Mataram.
Menurutnya, lomba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengasah kemampuan Prajurit dan PNS Korem 162/WB dan jajaran dalam mempelari agamanya sendiri mulai dari hal-hal sederhana namun memiliki manfaat yang sangat besar.
“NTB memiliki penduduk mayoritas beragama Islam, begitu juga dengan para Prajurit Korem dan jajaran. Ini sangat bermanfaat dan menjadi modal dalam mendukung tugas pokok di satuan, ” ujarnya.
Sebagai Prajurit yang melaksanakan dinas di satuan teritorial, TNI dituntut untuk memiliki kemampuan pembinaan teritorial salah satunya melalui komunikasi sosial dengan warga binaan.
Untuk itu, ia berharap agar para personel terus berupaya meningkatkan kemampuan dan penguasaan ilmu di bidang agama yang berlaku bagi seluruh Prajurit dan PNS dengan harapan akan menjadi budaya dalam menggali dan menuntut ilmu agama.
“Jadi tidak hanya yang ikut lomba saja yang terus menambah pengetahuannya tetang agama, namun kita semua memiliki kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu agama, ” tegasnya.
Jenderal Bintang Satu itu juga mengimbau agar para Prajurit dan PNS senantiasa menjaga dan mendidik putra-putrinya menjadi anak yang soleh yang dibekali dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni sehingga kelak menjadi kebanggaan orang tua, bangsa dan negara.
Terkait dengan hadiah, kata Ahmad Rizal, jangan dilihat besar kecilnya, namun hadiah hanya sebagai pembangkit gairah untuk menampilkan yang terbaik.
“Bagi yang belum meraih juara, jadikan ini sebagai pemicu untuk terus memperbaiki diri dan menambah wawasan dan pengetahuan dibidang agama, ” pungkasnya. (Dispenad)