
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G. Siahaan dan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende berkunjung ke Dist Karubaga Kab. Tolikara, meninjau lokasi kejadian. Rombongan disambut Bupati dan Muspida Tolikara. Selanjutnya Pangdam dan Kapolda bersama Bupati melaksanakan rapat mediasi untuk mencari solusi terbaik yang turut dihadiri oleh Wabup, Kapolres, Presiden Gidi, dan para korban dari masyarakat. Pangdam menyampaikan bahwa TNI bersama Polri dan komponen bangsa lain termasuk korban muslim dan Gidi, akan membangun kembali Musholla, kios dan rumah secara gotong royong. Kodam juga akan kumpulkan pakaian layak pakai dan bahan makanan yang akan diangkut dengan Helly. Seiring dengan Pangdam, Kapolda juga mengatakan bahwa sangat prihatin dengan kejadian kemarin. Polri akan melaksanakan tugas sesuai fungsinya, yaitu amankan situasi dan lokasi, mediasi dan penegakkan hukum. Penanganan akan dilakukan secara terpadu dan akan meninventarisasi semua kerugian materiil paparnya. Sebelumnya juga Bupati bersama Muspida telah membuat kesepakatan antara lain:
- Bupati bertanggung atas kerugian dan akan bangun kembali rumah dan kios,
- Akan menfasilitasi pertemuan antar komponen yang ada, sekaligus mencari solusi pemecahan,
- Bupati minta maaf kepada masyarakat yang menjadi korban baik yang Muslim maupun korban masyarakat asli Papua.
- TNI/Polri akan jaga keamanan dan membantu bangun fasilitas sementara.
Hasil peninjauan sementara diketahui bahwa kronologis kejadian dimulai dengan masa membakar rumah Pak Sarno dan kios Silvi. Api kemudian menyala dengan hebat saat merambat ke kios BBM, sehingga seluruh kios dan rumah, termasuk Mushalla di dalamnya tidak luput dari keganasan si jago merah. Melalui hasil peninjauan Pangdam dan Kapolda secara langsung di lapangan ini untuk meluruskan informasi yang saat ini simpang siur beredar di masyarakat luas, serta menegaskan bahwa tidak benar jika Musholla sengaja dibakar massa. Kerana itu, Pangdam meminta agar jajaran intelijen lebih waspada terhadap pihak-pihak yang memanfaat situasi ini untuk memperkeruh suasana yang sudah semakin membaik pasca kejadian. Pangdam siap secara cepat dan terpadu membantu penegakkan hukum dengan terlebih dahulu mencari data dan fakta yang akurat bahwa pembakaran Mushalla adalah tidak benar, “tegas Pangdam “ saat melihat di lapangan secara langsung. Kondisi terkini yang dicatat berdasarkan pengamatan langsung di lapangan terdapat 38 KK yang menjadi korban dan tindak kekerasan.Tidak kurang 63 kios terbakar, dan 153 jiwa mengungsi. Korban tidak hanya dari kaum Muslim tetapi juga dari kaum Nasarani maupun dari masyarakat asli Papua. Masyarakat asli Papua yang menjadi korban tindak kekerasan dari oknum Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Manimbo antara lain Bpk. Bindo Jikwa, Dorkas Jikwa, Nasiora Jikwa, Natina Jikwa dan Timobe Kogoya. Sedangkan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kemanan sehingga menimbulkan korban jiwa, Kapolda menandaskan akan menyelidiki secara detail dan diproses secara profesional. Jika ada anggotanya yang melanggar Polri akan menindak tegas dan semua korban akibat tinadakan represif itu, telah ditangani tim medis dengan baik di Jayapura antara lain: 4 orang dirawat RSUD Wamena dan 7 orang di RS. Dok 2 Jayapura.
Presiden Gidi Dorman Wandikbo S.Th yang ada turut hadir bersama dengan rombongan Pangdam, menyampaikan bahwa tidak ada rencana untuk menimbulkan kerusuhan. Oleh karenanya sebagai pribadi yang mengawaki Gidi, Ia meminta maaf atas perlakuan masyarakatnya yang emosional saat umat Muslim sedang melaksanakan kekhusukan Sholat Idhul Fitri. Wakil Ketua DPRD Kab. Tolikara, Yotham Wonda juga menyayangkan kejadian tersebut karena seharusnya diselesaikan secara dialogis sehingga tidak menciderai kerukunan antar umat beragama. Ketua komisi A DPRD, Oginis Wanimbo mengakui bahwa pendidikan masyarakatnya masih rendah, sehingga mudah terprovokasi. Karena itu diperlukan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada rakyat. Korban kios Pak H. Colem yang hadir pada rapat itu juga mengharapkan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Setelah rapat mediasi selesai, pembersihan puing-puing dilakukan dengan mengerahkan TNI-Polri, dan seluruh masyarakat, baik yang menjadi korban maupun masyarakat lainnya secara bergotong royong. Mengakhiri kunjungannya, Pangdam dan Kapolda menyempatkan diri untuk memberikan sumbangan dana kepada korban kebakaran secara langsung di lokasi pengungsian di belakang Makoramil.