Bangsa Indonesia memiliki beragam bahasa daerah, suku dan agama, namun semuanya tidak bisa dipecah belah karena bangsa Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan Center of Gravity sebagai pemersatu bangsa.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan 350 mahasiswa/mahasiswi Universitas Indonesia dan beberapa perwakilan dari Universitas Swasta di Jakarta, dengan tema “Mari Teladani Semangat Juang Pahlawan Kemerdekaan Menuju Indonesia Jaya”, bertempat di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/11).
“Burung Garuda sebagai lambang negara yang mencengkram keras tulisan Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan semangat kebangsaan, walaupun berbeda-beda tetapi pada hakekatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang harus kita pertahankan,” jelas Panglima TNI.
Dalam kuliah umumnya, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia tidak dapat dirusak dari luar, apabila itu terjadi pasti rakyat akan bersatu. Karena rakyat Indonesia memiliki karakter gen ksatria yang sangat militan dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, sejarah telah membuktikan bahwa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang begitu besar dan menguasai wilayah yang sangat luas hingga ke Selat Malaka dapat punah karena rongrongan dari dalam. Berdasarkan dari sejarah tersebut, maka pemuda Indonesia harus bersatu dan tetap mempertahankan NKRI sampai kapanpun.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa Bangsa Indonesia dapat merdeka karena pemudanya bersatu. Mereka bahu membahu dan meninggalkan segala ego serta bergotong-royong bersama seluruh lapisan masyarakat untuk berjuang meraih kemerdekaan Indonesia dengan semboyan merdeka atau mati.
“17 tahun setelah lahirnya Sumpah Pemuda 1928 yang diprakarsai oleh Bung Tomo, bangsa Indonesia yang dilandasi semangat kemerdekaan dengan menggunakan senjata seadanya berhasil mengusir Belanda dari bumi Indonesia,” ungkapnya.
Mengakhiri kuliah umumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan untuk terus waspada terhadap ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti Proxy War yang dilakukan oleh negara-negara lain yang menginginkan kekayaan alam Indonesia.
“Indonesia sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang perlu diwaspadai dan menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang akan datang,” pungkasnya.
Turut hadir pada acara tersebut, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P., Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, S.Sos, Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, Danpom TNI Mayjen TNI Dodik Wijanarko, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., M.Si, dan Wakil Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A serta Civitas Akademika Universitas Indonesia. (Puspen TNI)