Dalam menyikapi segala bentuk kegiatan di lingkungan TNI, satuan Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI, harus saling bersinergi dalam melaksanakan tugas. Personel Teritorial harus bekerjasama dengan Intelijen, demikian juga dengan personel Penerangan.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada Rapat Koordinasi (Rakor) Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI Tahun 2017, di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/2/2017).
Rapat Koordinasi ini bertujuan untuk menyampaikan evaluasi program kerja tahun anggaran 2016 serta penyampaian program kerja tahun 2017, khususnya hal-hal menonjol terkait dengan kebijakan Panglima TNI pada bidang Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI.
Panglima TNI menyampaikan, dalam melaksanakan tugas pokok TNI, ketiga satuan ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. “Aparat Teritoral apabila akan melaksanakan tugas, harus mendapat informasi awal dari Intelijen, kemudian satuan Penerangan yang mempublikasikan kegiatan itu dan media lah yang bekerja untuk membentuk opini,” ujarnya.
“Intelijen, Teritorial dan Penerangan tidak dapat dipisahkan. Apabila jadi satu kekuatan, maka akan sangat dahsyat dan apapun bisa dilakukan. Oleh karena itu, keterpaduan ini harus selalu dilakukan,” kata Panglima TNI.
Terkait penggunaan media sosial, Panglima TNI menegaskan, peran Komandan Satuan sangat penting dalam menyikapi suatu informasi. “Sampaikan kepada anak buahmu, apabila ada informasi segera laporkan kepada Komandan dan harus cerdas dalam memilahnya, karena informasi bohong dapat menyebabkan perpecahan,” ucapnya.
Rakor Intelijen, Teritorial dan Penerangan TNI Tahun 2017 diikuti oleh 448 peserta, terdiri dari 140 peserta Rakor Intelijen, 188 peserta Rakor Teritorial dan 120 peserta Rakor Penerangan TNI.