Tenaga medis didaulat menjadi garda terdepan dalam penanganan di masa pandemi Covid-19. Selama menjalani tugasnya, mereka menanggung resiko terbesar dapat terpapar virus yang bisa menyebabkan kematian, seperti yang terjadi kepada kedua pahlawan kesehatan yang bertugas di RSPAD, yakni perawat Sugiarto dan Novera.
Sugiarto yang bertugas di ruangan Poliklinik Bedah dan Novera yang bertugas di ruangan Hemodialisa, sempat menjalani perawatan di RSPAD, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
Keduanya yang terdaftar sebagai bagian dari TNI AD, secara administrasi akan mendapatkan santunan yang disesuaikan dengan status almarhum Sugiarto dan almarhumah Novera. Keduanya akan mendapatkan santunan resiko kematian khusus yang diberikan Asabri.
“Secara administrasi statusnya tewas, sehingga akan mendapat santunan Asabri, karena keduanya bagian dari anggota yang ikut dalam asuransi ABRI yang selama ini sudah dilaksanakan,” jelas Asisten Personel Kasad, Mayjen TNI Heri Wiranto.
Asisten Personel (Aspers) Kasad menambahkan, keduanya akan mendapatkan pengembalian tabungan dari Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (TWP AD) karena terdaftar sebagai nasabah dan santunan perawatan jenazah dari Kas Gartap.
Keluarga Almh. Novera akan mendapatkan santunan resiko kematian khusus sebesar 275.000.000 rupiah dan nilai tunai tabungan asuransi sebesar 11.031.100 rupiah. Untuk pengembalian TWP AD sebesar 10.933.900 rupiah.
Untuk keluarga Alm. Sugiarto, akan mendapatkan santunan resiko kematian khusus sebesar 275.000.000 rupiah, beasiswa untuk putranya sebesar 30.000.000 rupiah, dan nilai tunai tabungan sebesar 21.928.600 rupiah. Sedangkan untuk pengembalian TWP AD sebesar 12.581.300 rupiah.
Untuk santunan perawatan jenazah masing-masing akan mendapatkan 7.500.000 rupiah yang akan diserahkan oleh kas Gartap.
“Sehingga secara keseluruhan yang akan diterima oleh ahli waris PNS Almh. Novera sebesar 304.465.000 rupiah dan yang diterima keluarga Alm. Sugiarto sebesar 347.009.900 rupiah,” jelas Aspers Kasad.
Penyerahan santunan dari Asabri diserahkan oleh Direktur Utama Asabri, Letjen TNI (Purn.) Sonny Widjaja. Dalam kesempatan itu, Dirut Asabri juga menyampaikan mengenai dana pensiun yang bisa diambil oleh keluarga Alm. Sugiarto setiap bulannya.
“Semoga kedua pahlawan kesehatan ini mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, sehingga pengabdian terbaik mereka memberikan motivasi kepada kita semua. Mudah-mudahan ini juga menjadi kasus pertama dan terakhir bagi keluarga besar TNI AD,” ujar Letjen TNI (Purn.) Sonny Widjaja.
Direktur Utama TWP AD, Mayjen TNI Sudirman dan perwakilan Kas Gartap I, Brigjen TNI Syafruddin turut mengucapkan belasungkawa kepada kedua keluarga yang ditinggalkan.
Perwakilan keluarga Almh. Novera, sang ibunda menyampaikan terima kasih kepada Kepala Staf Angkatan Darat dan seluruh jajaran yang telah memberikan santunan kepada keluarga. Ia pun meminta maaf jika selama bertugas, anaknya belum melakukan tugas dengan maksimal.
Senada dengan orang tua Almh. Novera, Ari Surianti, istri dari Alm. Sugiarto juga mengucapkan terima kasih dan menyampaikan maaf apabila suaminya belum maksimal dalam bertugas.
“Untuk rekan-rekan sejawat, selamat menjalankan tugas semoga selalu dilindungi Tuhan. Saya berharap ini yang pertama dan terakhir kali, biar suami saya dan rekannya, suster Novera yang menjadi korban,” ujar Ari Suriati.
Menanggapi hal tersebut, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan semangat kepada para keluarga yang ditinggalkan. Kasad pun memberi masukan kepada anak semata wayang Alm. Sugiarto yang bercita-cita bekerja dalam farmasi, untuk bisa memilih bergabung dengan TNI AD di kemudian hari sambil meraih cita-citanya untuk bekerja dalam farmasi.
“Tidak ada kekurangan dari Alm. Sugiarto dan Almh. Novera, justru mereka telah memberikan yang terbaik kepada TNI AD dan masyararakat Indonesia yang terkena musibah virus corona. mereka telah membuktikan pengabdiannya sampai dengan yang paling berharga, yakni nyawa mereka. Kami, Angkatan Darat dan bangsa Indonesia bangga memiliki Sugiarto dan Novera,” ujar Jenderal TNI Andika Perkasa.