Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pengisian jabatan Panglima Komando Daerah Militer Jakarta Raya dan Pangdam Kodam I/Bukit Barisan menunggu waktu yang tepat dengan mempertimbangkan sejumlah kondisi.
Kekosongan pangdam di dua kodam itu membuat terjad iperangkapan jabatan. Namun, menurut Gatot, hal itu tidak menimbulkan masalah di lapangan.
Tidak ada masalah Waktu kemarin, kenapa tidak ditanya Panglima TNI masih merangkap Kepala Sta TNI Angkatan Darat Yang jelas, (akan) ada penggantinya, (kini) t engahd isiapkan, ujar Gatot saat ditanya seusai mendampingi Presiden Joko Widodo memberi pembekalan kepada calon perwira remaja di Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 29Juli 2015.
Menyusul mutasi 84 perwira tinggi dan menengah TNI yang dilakukan Panglima TNI baru-baru ini, dua kodam, yaitu Kodam Jaya dan Kodam I/Bukit Barisan, masih kosong dan belum ada pejabat penggantinya. Seperti diketahui, Panglima Kodam I Bukit Barisan Mayor Jenderal Edy Rahmaya didipromosikan menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Sementara Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo dipromosikan menjadi Komandan Pendidikan dan Latihan TNI. Meskipun mendapat promosi jabatan baru, keduanya akan memegang jabatan pangdam karena belum ada penggantinya.
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M Fuad Basya, mengatakan, kekosongan jabatan di Kodam Jaya dan Kodam I/Bukit Barisan terjadi karena Dewan Jabatan dan Kepangkatan TNI masih akan meminta pertimbangan Presiden Jokowi Widodo. Keduanya dinilai kodam yang penting dan strategis.
PelatihanBrimob
Sementara itu, terkait dengan rencana pelatihan oleh TNI terhadap personel Brigade Mobil, Panglima TNI dan Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menepis kekhawatiran sejumlah kalangan terkait rencan pelatihan tersebut Pelatihan itu tak perlu dikhawatirkan karenahanya menyangkut kemampuan survival atau bertahan hidup di alam bebas dan pengejaran target kelompok teroris di hutan.
Rencana pelatihan Ini juga untuk mengungkapkan kasus terorisme, khususnya kelompok Santoso yang ada di Poso, ujar Badrodin. (Sumber: HU Kompas)