Perwira Muda Yonif 751/VJS Raih Medali Emas Dalam Kursus Sniper di Tiongkok

JAKARTA, tniad.mil.id – Perwira muda anggota Yonif 751/Vira Jaya Sakti, Letda Inf Josh Marulam, S.Tr.(Han), berhasil meraih Gold Medal atau Medali Emas dalam Pendidikan Penembak Runduk (Sniper) di Army Infantry College of PLA, Shijiazhuang, Hebei, Republik Rakyat Tiongkok, Rabu (12/7/2023).

Letda Josh Marulam yang menjadi wakil satu-satunya dari TNI ini berhasil mendapat Ranking 1, mengungguli 37 siswa internasional lainnya yang berasal dari 12 Negara di Asia. Berkat prestasinya tersebut, Letda Josh sukses membuat Indonesia mengungguli kesebelas negara lainnya, yaitu Malaysia, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Mongolia, Tanzania, Sri Lanka, Pakistan, Uzbekistan, Kazakhstan, dan Nepal.

Danyonif 751/VJS Letkol Inf Untung Iswahyudi, S.Sos., M.Hum., M.Han., dalam keterangannya di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, mengaku bangga atas pencapaian anggotanya di kancah Internasional tersebut.

“Hari ini saya menerima laporan tentang keberhasilan yang didapat oleh Letda Inf Josh dalam menyelesaikan pendidikan Sniper Course di Tiongkok. Tentunya ini patut dibanggakan, karena Letda Inf Josh berangkat bukan hanya membawa nama satuan, tapi juga membawa nama baik TNI, dan bangsa Indonesia di kancah Internasional,” ungkap Danyonif.

Selain itu, Danyonif berharap agar semua ilmu yang telah didapat Letda Inf Josh selama menjalani pendidikan bisa bermanfaat. Bukan hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain.

“Semoga ilmu yang sudah didapat selama 4,5 bulan menjalani pendidikan disana bisa bermanfaat bagi diri sendiri, satuan, dan TNI pada umumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Komandan Sekolah Sniper Major Meng Xiang Nan dalam sambutannya saat menutup pendidikan menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh siswa Internasional atas partisipasinya dalam pendidikan, dan berharap semua ilmu yang didapat selama pendidikan bisa bermanfaat untuk menunjang tugas ke depan.

“Saya mewakili People Liberation of Army mengucapkan terimakasih dan rasa bangga, karena dapat menyelenggarakan pendidikan dimana siswanya berasal dari 12 negara sahabat. Semoga setelah ditutupnya pendidikan ini, hubungan persahabatan antara seluruh mantan siswa dari berbagai negara dan People Liberation of Army dapat tetap terjalin baik sampai kemudian hari,” tutup Nan. (Dispenad)