MALANG – Komandan Korem (Danrem) 083/Baladhika Jaya, Kolonel Arm. Totok Imam Santoso, menegaskan netralitas anggotanya dalam Pilpres 2014 adalah harga mati . Hal tersebut diungkapkan dalam acara silaturahmi Danrem 083/Baladhika Jaya dengan insan pers dan KBT di Aula Untung Suropati Korem 083/Baladika Jaya,akhir pekan kemarin.
Ditambahkan, terkait netralitas anggotanya, ia bahkan menyatakan sudah ada ancaman hukuman bagi anggota yang tidak taat. “Kalau ada anggota yang tidak netral sudah jelas. Ada tindakan mulai dari hukuman penahanan, penurunan pangkat hingga pemecatan,” urainya.
Perwira menengah TNI AD yang baru beberapa pekan menjabat Danrem 083/BJ ini juga memaparkan bahwa dalam silaturahmi ini sama sekali tidak ada dukung mendukung kepada salah satu pasangan capres-cawapres. Kalaupun ada pihak yang menyampaikan dukungan, ia menyebut bahwa itu urusan pribadinya dan tidak ada kaitannya dengan Korem 083/ Baladhika Jaya.
Kemudian, mengenai pengamanan Pilpres, pria asal Madiun tersebut mengatakan bahwa Korem 083/Baladhika Jaya telah menyiapkan kesatuan untuk berkoordinasi dengan kepolisian. Pihaknya turut serta dalam mengamankan jalannya pemilu agar aman dan lancar.
“Kami siap kerahkan pasukan untuk membantu kepolisian.Tapi tugas kami tidak seperti kepolisian. Kami mendokumentasikan dan memonitor wilayah. Sudah kami lakukan dalam keseharian berkoordinasi dengan polisi dan panwaslu,” tandasnya.
Lebih lanjut, Totok Imam Santoso juga menuturkan silaturahmi ini diselenggarakan dalam rangka mempererat persaudaraan dan kebersamaan antara Korem 083/Baladhika Jaya dengan beberapa instansi dan pihak lain. Termasuk jajaran anggota di bawah Komando Korem,Pepabri, FKPPI, baik wilayah Kota maupun Kabupaten Malang. Selain itu, puluhan insan pers baik cetak, online, maupun televisi juga turut serta dalam silaturahmi yang dikemas penuh keakraban ini.
“Kami di sini bicara masalah kebersamaan dan persaudaraan bagaimana di Malang Raya nantinya dalam pelaksanaan tugas ke depan bisa terjalin dengan baik,” tutup suami dari Desi Susianti itu. (By arik purwadi)