
Polisi terus mengejar para penyebar hoax. Termasuk, mengembangkan dari tertangkapnya Wawan Kandar (36), ketua RW yang menjadi penyebar hoax di Jawa Barat. Sempat muncul kabar bahwa ada oknum Babinsa di balik aksi penyebaran hoax itu. Namun polisi memastikan belum ada kesimpulan apapun.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menegaskan, penyelidikan dugaan keterlibatan oknum militer masih bias. Sampai saat ini, penyelidikan belum menunjukkan adanya kepastian terkait oknum manapun, termasuk Babinsa.
Yang pasti, kata Iqbal, siapapun yang terlibat dalam menyebarkan hoax tersebut akan diproses sesuai prosedur. Dia menyebut belum sampai pada kesimpulan siapa yang berada di balik penyebaran hoax.
Yang ada, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) menangkap enam penyebar hoax di Bandung, Jawa Barat. ”Mereka didalami ada keterhubungan atau tidak, saya tidak bilang benar ada oknum,” ujarnya.
Sebaiknya, semua pihak jangan mengambil kesimpulan terlebih dahulu dalam kasus penyebaran hoax penculikan ulama. Penyidik bekerja untuk menuntaskan kasus satu per satu. ”Perbuatan ini atas inisiatif sendiri atau tidak,” ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat juga harus berperan untuk menekan penyebaran hoax. Caranya, tidak semua informasi yang beredar di media sosial perlu dishare. ”Hampir 100 persen yang tersebar di media sosial, kalau tidak bersumber resmi adalah hoax,” jelasnya.
Sebelumnya, oknum Babinsa sempat dikabarkan terhubung dengan salah satu penyebar hoax berinisial WSP. Namun, ada yang menduga oknum itu memicu penyebaran hoax. Belum dipastikan apakah ini inisiatif pribadi atau merupakan rancangan tertentu.(sumber: https://www.jawapos.com)