PALU, tniad.mil.id – Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 714/Sintuwu Maroso (Yonif 714/SM) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 1306/Donggala yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi, membantu pembangunan Sekolah Dasar (SD) bagi anak-anak korban bencana alam yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Seperti diketahui bahwa pasca terjadi bencana di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, Sulteng, berbagai pihak, baik pemerintah, swasta maupun perorangan ambil bagian dalam upaya pemulihan pasca bencana, diantaranya sarana pendidikan bagi anak-anak.
Bekerja sama dengan TNI, salah satu perusahaan Astra Group (PT. United Tractors/UT) telah membangun empat gedung SD dalam bentuk semi permanen, yang proses pengerjaannya dibantu oleh personel Kogasgabpad, sejak Oktober dan selesai pada November 2018 ini.
Empat bangunan SD tersebut adalah SDN 1 dan SDN2 di Petobo, serta SD Islam Al Akbar dan SD Islam Iqro di Balaroa. Meski terlihat sederhana, fasilitas bangunan sekolah bagi 1.300 anak-anak korban bencana alam di Petobo dan Balaroa cukup lengkap, diantaranya perlengkapan belajar mengajar, ruang guru, arena bermain, dan sarana MCK.
Di sekolah semi permanen ukuran 5 x 6 meter itulah, anak-anak bisa belajar dengan tenang, aman, dan nyaman. Selain itu, mereka tidak merasa panas, dibandingkan saat mereka belajar di tenda.
Sara K. Loebis selaku Corporate Communication Head UT, pada Rabu (14/11/2018) mengatakan, sebanyak 127 relawan UT bersama TNI harus turun langsung mengajak guru dan siswa yang selamat untuk bersekolah kembali.
“Awalnya mereka takut berada di dalam ruangan, mungkin karena trauma dengan gempa. Oleh karena itu, kami (UT dan TNI) juga mengadakan aktivitas trauma healing sebagai bentuk dukungan psikososial bagi siswa,” ungkapnya.
Sementara itu, Masidah, Kepala Sekolah SDN Balaroa merasa sangat bersyukur atas bangunan sekolah yang baru setelah selama ini murid-murid belajar di tenda dengan kondisi darurat, karena likuifaksi telah menghancurkan sekolahnya dan menewaskan empat orang muridnya.
Farrel salah satu siswa kelas 5 SDN Balaroa menyambut bahagia pembangunan sekolah baru yang dikerjakan oleh Prajurit TNI.
“Di sini lebih nyaman. Ruangan banyak angin dan lantainya bersih, termasuk toiletnya,” ucapnya.
Saat ini, para guru dan siswa di Petobo dan Balaroa lebih nyaman bersekolah, tidak lagi belajar darurat di tenda-tenda pengungsian. Disamping itu, semangat belajar para murid-murid muncul kembali, karena program pembelajarannya dirancang lebih variatif dan menyenangkan.