
“Kita merupakan bangsa yang sangat beragam, terdiri dari lebih dari 626 suku yang mendiami daerah dari Sabang sampai Merauke. Kita juga memiliki lebih dari 1.200 bahasa lokal. Inilah kekayaan yang harus kita jaga dan rawat bersama”. Demikian penegasan Presiden RI Joko Widodo ketika meresmikan Operasional Pelabuhan Perikanan Untia Kota Makassar, Sabtu (26/11/2016).
Toleransi dan kerukunan umat beragama dan kemajemukan di wilayah Sulawesi Selatan, benar-benar terjaga baik. Ini dapat dilihat dari situasi yang semakin kondusif. Masyarakat dengan berbagai latar belakang suku diantaranya Bugis, Makassar, Toraja, Mandar, Jawa, Batak dan lainnya, termasuk etnis Tionghoa hidup berdampingan, saling menghargai satu dengan lainnya.
Kondisi ini tidak terlepas dari tekad seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan menolak segala bentuk kekerasan. Begitu pula peran dari aparat TNI dan Kepolisian di daerah yang senantiasa menjunjung soliditas, mengamankan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di daerah.
Himbauan tentang pentingnya saling menghargai perbedaan dan hidup yang bertoleransi tersebut, tidak henti-hentinya diungkapkan Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus S.B. pada berbagai kesempatan.
Berkaitan dengan kunjungan kerja Presiden kali ini di Kota Makassar pada tanggal 25 sampai 26 November 2016, Presiden berkenan memberikan Sosialisasi Tax Amnesty di Hotel Clarion.
Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi sangat terkesan dengan kondisi wilayah Kota Makassar yang sangat damai, aman dan tenang. Hal ini tercipta karena adanya kerja sama antara segenap komponen masyarakat dalam membangun Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). (Pendam 7)