JAKARTA, tniad.mil.id – Air mata haru dan bangga tak dapat ditahan Suwarni, saat putranya Yusuf Zacky Suharyo didapuk menjadi yang terbaik dalam Upacara Penutupan Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Prajurit Karier TNI AD Tahun Anggaran (TA) 2018 Gelombang I di Lapangan Chandradimuka, Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur, Sabtu (8/9/2018) pagi.
Keharuan semakin tak tertahankan saat Suwarni mendampingi Yusuf menerima medali dan piagam penghargaan sebagai lulusan terbaik, yang diberikan langsung oleh Kasdam Jaya Brigjen TNI Suharyanto yang bertindak sebagai inspektur upacara.
“Saya bersyukur dan bangga anak saya bisa menjadi prajurit TNI AD seperti almarhum bapaknya,” ucap Suwarni haru.
Keberhasilan sulung dari dua bersaudara asli Tangerang ini menjadi prajurit TNI AD merupakan kebanggaan tersendiri bagi Suwarni, lantaran mendiang sang suami, almarhum Serda M. Farid merupakan mantan anggota Kodim 0506/Tangerang yang wafat tahun 2015 lalu karena sakit.
Suwarni mengatakan, sejak kecil Yusuf memang ingin menjadi prajurit TNI AD seperti sang ayah.
“Tentu ada kebanggaan sebagai orangtua, apalagi almarhum ayahnya yang tentara, karena Yusuf bisa jadi yang terbaik dalam Dikmata ini. Alhamdulillah, tidak ada kesulitan sama sekali sejak pertama kali mendaftar,” ucapnya lirih.
Sementara itu, Yusuf sendiri mengaku tidak pernah terpikir dan berharap untuk menjadi yang terbaik. Dengan nomor siswa 159 di helm baja, Yusuf mengaku hanya mencoba melakukan yang terbaik dalam setiap kegiatan pendidikan, diiringi dengan doa kepada Yang Maha Kuasa.
Salah satu keunggulan yang dimiliki Yusuf adalah kebugaran fisiknya, buah dari olahraga Taekwondo yang digelutinya sejak kecil. Beragam penghargaan dan juara berhasil diraihnya dari Taekwondo, seperti Juara I Taekwondo tingkat Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten di tahun 2015, serta Juara II Nasional Taekwondo di tahun 2017 lalu.
“Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, saya bisa lulus dari pendidikan ini dan menjadi yang terbaik. Terima kasih juga kepada ibu yang mendukung dan mendoakan saya, selalu memberikan yang terbaik buat saya, terlebih setelah ayah saya meninggal. Terima kasih juga kepada para instruktur dan pelatih yang mendidik dan membentuk saya sejauh ini. Harapannya, kedepan saya bisa menjadi prajurit yang profesional, membanggakan bagi bangsa, negara dan keluarga,” ucap Yusuf.
Di tempat yang sama, Kapendam Jaya Kolonel Inf Kristomei Sianturi menambahkan, siapa pun bisa bergabung menjadi prajurit TNI, tanpa dipungut biaya dan memenuhi standar ketentuan baik fisik, mental maupun kesehatan yang ditetapkan, serta bisa mengikuti seluruh rangkaian pendidikan.
“Tidak ada biaya-biaya yang dipungut, siapapun bisa menjadi prajurit TNI, selama memenuhi persyaratan dan menyelesaikan kegiatan pendidikan pembentukan yang diikuti. Sudah banyak yang lulus dan bahkan menjadi prajurit terbaik itu dari kalangan biasa-biasa saja. Ada anak tukang buah, ada juga anak petani dari Sumatera dan lainnya,” tegas Kristomei.