JAKARTA, tniad.mil.id- Dalam mewujudkan kebersamaan dengan nuansa kekeluargaan dengan masyarakat perbatasan, Pos Simpang 3 Lokpon Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns bersama warga membuat kerajinan tangan berupa tikar anyaman di Dusun Aping, Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643/Wns Letkol Inf Hendro Wicaksono, S.I.P dalam rilis tertulisnya di Makotis Entikong, Kabupaten Sanggau, Rabu (17/11/2021).
Diungkapkan Dansatgas, tikar anyaman ini merupakan salah satu kearifan lokal khas Kalimantan Barat yang berbahan dasar dari batang rangkanang yang hanya ada di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.
Pembuatan kerajinan tangan tikar anyam bersama masyarakat perbatasan ini sebagai bentuk kepedulian Satgas Pamtas terhadap kreativitas warga dan juga dapat menambah tali silaturahmi antara personel pos dengan warga sekitar, ujar Dansatgas.
“Kami berharap kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat dapat menambah motivasi semangat dalam mengolah sumber daya alam untuk dijadikan seni dan menjadi penghasilan bagi masyarakat,” ucap Dansatgas.
“Dalam kegiatan ini tampak suasana kekeluargaan yang erat antara warga dan prajurit, di mana warga dengan senang hati mengajarkan cara membuat tikar anyaman kepada para prajurit,” ujar Dansatgas.
Sementara itu di tempat terpisah, Danpos Simpang 3 Lokpon Sertu Agung mengatakan kegiatan Binter yang dilaksanakan dirinya bersama anggota Satgas lainnya, merupakan bentuk kepedulian pos terhadap kreativitas masyarakat perbatasan.
“Harapan kami ke depan kerajinan tangan ini dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat setempat dan kami anggota pos dapat belajar mengenai kerajinan tangan pembuatan tikar anyaman ini,” ujar Danpos.
Hendrik (70) menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan Satgas Pamtas yang telah membantu pihaknya dalam pembuatan kerajinan tikar anyaman.
“Terima kasih kepada anak-anak muda pos Satgas yang telah membantu saya membuat tikar anyaman ini, semoga anak-anak bisa cepat belajar dan mengembangkan kerajinan tangan ini di satuan,” ujar Hendrik (Dispenad)