JAKARTA, tniad.mil.id – Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan taraf pendidikan generasi penerus bangsa, Pos Km 140 Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 403/Wirasada Pratista mengajarkan baca dan tulis kepada anak-anak usia dini di Kampung Monggoefi Distrik Yaffi Kabupaten Keerom, Papua.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif 403/Wirasada Pratista Letkol Inf Ade Pribadi Siregar, S.E., M.Si., dalam rilis tertulisnya di Kabupaten Keerom, Papua, Selasa, (29/6/2021).
Dansatgas mengungkapkan bahwa pendidikan adalah indikator utama dalam menentukan apakah seseorang itu berkualitas atau tidak, dengan pendidikan seseorang bisa tahu segala macam informasi dan pengetahuan. Pendidikan merupakan faktor yang amat penting untuk menunjang kemajuan suatu negara, bukan hanya pendidikan akademik saja, namun pendidikan moral dan keterampilan juga tidak kalah penting dalam mewujudkan terciptanya suatu generasi bangsa yang baik dan berhasil guna.
“Wilayah perbatasan yang pada hakikatnya merupakan daerah terdepan sebagai pintu gerbang untuk memasuki Negara Republik Indonesia, sehingga anak-anak generasi penerus bangsa di perbatasan harus memiliki kualitas pendidikan yang baik karena kesenjangan pendidikan dan kesejahteraan di wilayah perbatasan akan mengikis rasa nasionalisme yang bukan tidak mungkin akan mengancam kedaulatan bangsa dan negara,” ucapnya.
Di tempat terpisah, Danpos KM 140 Letda Inf Hengky Dwi C mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud ambil bagian dari TNI dalam rangka membantu pemerintah di bidang pendidikan, mengingat Kampung Monggoefi hanya memiliki sedikit tenaga pengajar sehingga Satgas Yonif 403/Wirasada Pratista bergerak mengajarkan anak-anak di kampung tersebut untuk membaca dan menulis serta berhitung.
“Diharapkan dengan kegiatan yang dilakukan ini anak-anak binaan kami minimal bisa membaca, menulis dan berhitung, karena tiga aspek tersebut merupakan syarat utama untuk anak-anak dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi,” kata Hengky.
“Senang sekali dapat mengajar anak-anak yang masih polos ini, yang masih belum tersentuh modernisasi serta gaya hidup masa kini, suasananya sangat menyenangkan dengan mereka, seperti tidak ada jarak antara anak-anak dengan kami, layaknya seorang guru dan murid,” tambah dan pungkasnya. (Dispenad)