Skip to main content
Artikel

Sinergi Antara Masyarakat dengan TNI AD dalam Penanggulangan Terorisme di Indonesia

Dibaca: 521 Oleh 15 Jan 2019Tidak ada komentar
#TNIAD #TNIADMengabdiDanMembangunBersamaRakyat

Terorisme merupakan kejahatan terhadap negara dan lebih luas lagi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Terorisme sangat mengganggu kehidupan masyarakat di seluruh dunia, dimana hidup menjadi tidak pasti dan penuh dengan kecemasan. Korban terorisme tidak pandang bulu, bahkan orang yang tidak bersalah sama sekali dapat menjadi korbannya. Oleh karena itu, terorisme dalam segala bentuk harus ditanggulangi bersama oleh semua komponen bangsa, baik aparat penegak hukum, aparat keamanan maupun seluruh lapisan masyarakat.

Secara khusus, sinergi antara masyarakat dengan TNI AD sebagai salah satu komponen bangsa dan alat negara, perlu ditingkatkan sehingga menjadi bagian penting dalam penggulangan terorisme. Makalah ini membahas hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan TNI AD dalam berkontribusi untuk menanggulangi terorisme. Metode pembahasan merujuk pada kegiatan nyata di masyarakat.

Studi kasus sinergi antara Universitas Tarumanagara dengan TNI AD dalam pelaksanaan berbagai kegiatan bela negara yang pada akhirnya merupakan bagian untuk penanggulangan terorisme. Hasil yang diharapkan adalah makin kuatnya sinergi masyarakat dengan TNI AD dalam melaksanakan tugas bersama yaitu pencegahan dan penggulangan terorisme di tengah masyarakat sekitar.

tniad.mil.id – Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), teror merupakan usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Meneror berarti berbuat kejam (sewenang-wenang dan sebagainya) untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut. Sedangkan terorisme merupakan penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror.

Berdasarkan arti kata di atas, terlihat bahwa terorisme merupakan suatu kejahatan yang luar biasa, baik kepada negara maupun kepada kemanusiaan. Aksi terorisme dapat  berupa ancaman menggunakan kekerasan fisik yang telah disiapkan sebelumnya, dilakukan pada saat semua lengah, dilaksanakan secara tiba-tiba yang pada akhirnya menimbulkan kepanikan dan dampak yang sangat merugikan, baik secara fisik maupun secara psikis. Berbagai kelompok teroris melaksanakan kegiatannya dengan cara ekstrem dan radikal untuk mencapai tujuan kelompoknya namun dengan mengorbankan orang lain, dan bahkan orang lain yang tidak bersalah atau tidak terlibat sama sekali.

Terorisme diberbagai belahan dunia, telah banyak sekali menghancurkan peradaban, menghancurkan kehidupan masyarakat, membuat masyarakat menderita, dalam suasana ketakutan dan ketidakpastian, bahkan hal yang sama juga terjadi pada keluarga pelaku teror sendiri. Teror menghasilkan teror baru, baik bagi masyarakat maupun kepada pelaku. Sementara disini lain, manusia hidup ingin mendapatkan ketenangan, kebahagiaan, kesejahteraan dan masa depan yang makin baik.

Oleh karena itu, perlu dicari solusi terbaik dalam penanggulangan terorisme ini. Semua harus dikembalikan pada tujuan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, yaitu hidup bahagia baik di dunia maupun dikehidupan setelah dari dunia ini. Saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati antar sesama manusia sebagai ciptaan Tuhan, dengan tujuan hakiki adalah kebahagian hidup bersama dalam kemuliaan Tuhan.

Tulisan ini membahas beberapa  kegiatan sederhana yang dapat menjadi bagian solusi kecil untuk mengatasi dan menanggulangi terorisme di masyarakat. Dalam hal ini tentu Pemerintah, aparat keamanan dan pihak yang berwenang telah memiliki berbagai program dan rencana aksi yang lebih besar dalam pencegahan dan pemberantasan terorisme. Namun demikian, peran masyarakat khususnya dunia pendidikan berkolaborasi dengan TNI AD, dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan positif untuk menanamkan nilai-nilai bela negara dan pada akhirnya merupakan bagian kegiatan untuk pencegahan terorisme dengan melibatkan semua komponen masyarakat, khususnya dunia pendidikan di Indonesia.

Sinergi dengan Dunia Pendidikan

Dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi merupakan bagian yang sangat penting untuk menanamkan pemahaman terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahaya kegiatan terorisme bagi bangsa dan negara serta masyarakat luas. Siswa maupun mahasiswa merupakan orang-orang terdidik yang menjadi ujung tombak masa depan bangsa dan negara serta masyarakat, perlu diberikan pemahaman yang mendalam terkait dengan Pancasila, UUD 1945, tujuan dan cita-cita negara, pluralisme, toleransi, tenggang rasa, saling menghormati, nasionalisme, bela negara, kedisiplinan dan bahaya terorisme bagi kehidupan bersama.

Lembaga pendidikan tidak saja mengajarkan keilmuan sesuai dengan tingkatan pendidikan yang dilaksanakan, tetapi juga berkewajiban menanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan secara universal dan secara khusus nilai-nilai bela negara dan toleransi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Orang tua mempercayakan pendidikan dan pengembangan karakter anak-anak mereka salah satunya melalui lembaga pendidikan. Dalam hal ini, sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan menjadi ujung tombak terbentuknya generasi muda yang mempunyai karakter yang baik, nilai-nilai luhur kemanusiaan dan mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk kebahagian hidup bersama seluruh umat manusia. Hal ini tercermin dalam tujuan pendidikan nasional dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

“Dengan terbentuknya karakter Pancasila dalam diri setiap insan khususnya di dunia pendidikan, maka akan berdampak pada pencegahan tindakan terorisme yang muncul dari kesadaran individu-individu terdidik”

TNI dan Polri yang memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih mendalam terkait dengan nasionalisme dan bela negara dapat bersinergi dengan dunia pendidikan dalam memberikan pembekalan, pendidikan, pelatihan, seminar, dan berbagai kegiatan lainnya, sehingga nilai-nilai bela negara, toleransi dan persatuan kesatuan bangsa dan negara dapat meresap dan menjadi budaya di semua kalangan masyarakat Indonesia.

Baca juga:  Fatin Halimar di Barak Para Serdadu yang Merindu

TNI AD secara khusus dapat melaksanakan tugas ini di luar tugas pokoknya sebagai alat keamanan negara, dengan mendekatkan diri dengan dunia pendidikan, melalui Kodam, Korem, Kodim, Koramil dan Babinsa yang berada terdekat dengan lembaga pendidikan di daerahnya. Tenaga-tenaga terdidik dan berpengalaman dari TNI AD dapat digunakan untuk bersinergi dengan dunia pendidikan dalam pengembangan karakter generasi muda untuk cinta tanah air, bela negara dan disiplin. Hal ini sangat positif dan memberikan nilai tersendiri bagi generasi muda yang mendapatkan perhatian secara khusus dari TNI AD. Kesadaran tentang cinta tanah air dan bela negara sudah muncul sejak masih muda belia, dan pada saatnya menjadi generasi yang kuat untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme maupun terorisme dalam masyarakat kita.

sinergi2

Beberapa contoh kegiatan kolaborasi antara dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di Universitas Tarumanagara dengan TNI AD seperti Seminar Pancasila, Pembekalan Bela Negara bagi mahasiswa baru, upacara peringatan hari ulang tahun kemerdekaan, kuliah umum dan kegiatan olah raga dalam rangka diesnatalis Universitas Tarumanagara.

Kegiatan seminar Pancasila di Universitas Tarumanagara, tanggal 24 Mei 2018, merupakan salah satu upaya untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya untuk mencintai tanah air, toleransi dan pencegahan terorisme, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Untar bekerja sama dengan Komando Resort 052/Wijayakrama Kodam Jaya mengadakan kegiatan seminar dan talk show  dengan tema “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila bagi Generasi Milenial di Zaman Now”. Sebagai pembicara utama Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Suprianto dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama  Dr. Martin L. Sinaga,  Budayawan Mohamad Sobary, Audrey Yu Jia Hui (penulis buku “Mencari Sila Kelima”), Mongol (komedian), dan prajurit berprestasi TNI. Seminar diikuti mahasiswa dan siswa dari berbagai perguruan tinggi dan SMA diselenggarakan di Auditorium kampus Untar. Tujuan seminar ini untuk menegaskan Pancasila sebagai ideologi yang sudah final serta merekomendasikan kembali kepada generasi muda bahwa peran pemuda sangat signifikan sebagai pelopor pengamalan Pancasila.

Pembekalan oleh Pandam Jaya, Mayjen (TNI) Joni Supriyanto sebagai Keynote Speaker, membuka wawasan semua peserta seminar akan pentingnya implementasi Pancasila dalam semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga dapat menjalani kehidupan sebagai bangsa yang saling toleran, menghargai dan menghindarkan diri dari tindakan teror terhadap orang lain. Dalam kesempatan ini juga disampaikan kesaksian dan pandangan dari berbagai kalangan, baik pakar, penulis, budayawan, komedian, juga anggota TNI AD yang berprestasi dalam berbagai kegiatan.

Melalui kegiatan ini, TNI AD telah berperan penting dalam membentuk masyarakat kampus untuk mempunyai karakter Pancasila dan memberikan wawasan nilai-nilai kebangsaan, bela negara dan toleransi kepada semua sivitas akademika. Dengan terbentuknya karakter Pancasila dalam diri setiap insan khususnya di dunia pendidikan, maka akan berdampak pada pencegahan tindakan terorisme yang muncul dari kesadaran individu-individu terdidik, yang pada gilirannya akan memberikan contoh dan menjadi panutan bagi orang lain untuk tidak melaksanakan kegiatan teror pada orang lain.

Kegiatan lain yang dapat menjadi contoh dalam membangun sinergi antara lembaga pendidikan dengan TNI AD adalah melaksanakan upacara peringkatan hari ulang tahun kemerdekaan R.I., kolaborasi antara Untar dan TNI AD, khususnya Kodim Jakarta Barat dan Polsek Tanjung Duren Jakarta Barat. Perguruan tinggi adalah tempat dilahirkannya para pemimpin masa depan sehingga sudah seharusnya nilai-nilai nasionalisme sudah tertanam di dalam diri mahasiswa.  Kelak bila mereka jadi pemimpin akan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada pribadinya. Hal ini dapat terwujud salah satunya dengan terus membangkitkan nasionalisme dalam diri mahasiswa melalui kegiatan upacara bendera peringatan hari kemerdekaan R.I. ke-73 tanggal 17 Agustus 2018.

TNI AD dengan nilai patriotisme dan kedisiplinannya, memberikan contoh dan melatih mahasiswa untuk disiplin dan mencintai bangsa dan negara melalui upacara bendera untuk mengenang jasa para pahlawan dan membangkitkan nilai nasionalisme.

Sedangkan tujuan Untar melaksanakan upacara gabungan bersama TNI dan Polri agar memperkokoh persatuan antar elemen di masyarakat.  Indonesia adalah milik semua dan semuanya punya kewajiban mempertahankan kemerdekaan. Perguruan tinggi, TNI dan Polri serta elemen lainnya punya kewajiban yang sama dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan sesuai bidang masing-masing. Melalui upacara bersama ini kita tunjukkan bahwa kita siap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. 

TNI AD Hadir di Tengah Masyarakat

Salah satu hal penting dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme adalah kehadiran TNI dan Polri serta komponen lainnya untuk hadir di tengah masyarakat. Sinergi TNI AD dengan masyarakat luas sangat diperlukan, sehingga dapat memberi contoh langsung, memberi dukungan, memberi perlindungan dan memberikan rasa aman dan nyaman dalam masyarakat.

Salah satu contoh positif dan kreatif TNI AD hadir di tengah masyarakat adalah dengan melaksanakan kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD)  tahun 2018. Kegiatan yang diprakarsai oleh Korem Wijayakrama Kodam Jaya di daerah Tangerang, merupakan contoh nyata bagaimana TNI AD peduli kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk dapat meningkatkan diri dalam berbagai pengetahuan dan wawasan, khususnya untuk makin cinta tanah air. Dalam kegiatan ini, TNI AD berkolaborasi dengan beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Tarumanagara. TNI AD mengoordinasikan semua potensi yang ada di perguruan tinggi untuk dibagikan kepada masyarakat, misalnya melalui pelatihan dan penyuluhan seperti kesehatan masyarakat, kewirausahaan, psikologi, pemahaman bahaya narkoba, dan menghibur masyarakat melalui kegiatan kesenian, musik, dan berbagai kegiatan lainnya yang dapat memberikan edukasi dan hiburan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Baca juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Pangdam XVIII/Kasuari Perintahkan Prajuritnya Ajak Masyarakat Patuhi Prokes

sinergi5

Salah satu kegiatan yang penting dan menarik bagi para siswa SMA/ SMK adalah kegiatan cerdas cermat. Acara yang berlangsung di SMA 28 Tangerang merupakan salah satu rangkaian kegiatan TMMD 2018 yang diselenggarakan Korem Wijayakarta Kodam Jaya berkolaborasi dengan Universitas Tarumanagara. Melalui kegiatan ini sederhana ini, TNI AD dan Untar ingin berbagi kompetensi yang dimiliki sehingga dapat  meningkatkan keilmuan dan pengetahuan masyarakat, khususnya siswa SMA/SMK yang merupakan komponen bangsa yang penting dalam menghadapi terorisme. Kaum muda yang berkarakter kuat dan mempunyai pemahaman yang memadai, sangat diperlukan untuk bersama-sama komponen masyarakat lainnya bersama TNI dan Polri untuk mencegah terorisme berkembang di masyarakat.

Kehadiran TNI AD berkolaborasi dengan Universitas Tarumanagara di tengah masyarakat merupakan kegiatan yang sangat positif dan dinantikan oleh masyarakat. Kedua instansi ini tidak saja berada di tempat masing-masing dalam semua fasilitas dan kenyamanannya, tetapi benar-benar mau terjun ke dalam masyarakat untuk bersama-sama masyarakat mengembangkan diri, membangun pemahaman yang sama akan nasionalisme, bela negara dan memahami bahwa terorisme merupakan kegiatan yang sangat membahayakan dan menyengsarakan masyarakat.

Pembentukan karakter generasi muda khususnya generasi milenial di berbagai daerah, perlu didampingi dan didukung oleh kehadiran TNI AD dan perguruan tinggi, sehingga makin dirasakan kehadirannya oleh masyarakat. Generasi milineal ini adalah pemilik masa depan Indonesia maka perlu dibentuk karakter nasionalisme yang kuat sehingga dapat menjadi generasi muda penerus bangsa yang hebat di masa mendatang. Kehadiran TNI AD di tengah masyarakat yang membutuhkan, akan menghasilkan suasana kebatinan yang mendalam, saling memahami, saling menguatkan dan saling mendukung bagi pencegahan berkembangnya terorisme di Indonesia. TNI AD juga dapat mendeteksi dini dan mendapat informasi terkini dari masyarakat jika ada akitivitas terkait dengan kegiatan terorisme.

Pendekatan Kemanusiaan 

Salah satu akar masalah dalam kegiatan terorisme adalah masalah kemiskinan dan pendidikan yang rendah. Sebagian pelaku teror berasal dari keluarga yang berpendidikan kurang atau kesulitan dari sisi ekonomi. Memang tidak dapat dipungkiri juga bahwa ada pula pelaku terorisme yang mempunyai pendidikan tinggi dan kemampuan ekonomi yang baik. Namun demikian, pelaku teror merupakan bagian masyarakat yang secara kemanusiaan sedang bermasalah. Sebagian juga hanya karena ikut arus, tanpa memahami makna kegiatan yang dilakukannya.

Dalam hal ini, diperlukan pendekatan kemanusiaan terhadap pelaku teror dan korban terorisme. Pelaku terorisme secara psikologi dan pemahaman sedang mengalami permasalahan yang perlu penanganan secara komprehensif dari berbagai komponen masyarakat, seperti dunia pendidikan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Disinilah TNI AD dapat hadir berperan serta membangun kesadaran masyarakat akan bahaya terorisme dan dampaknya bagi pelaku teror dan keluarga serta masyarakat luas yang terkena aksi terorisme. Hal ini diperlukan karena lebih menyentuh pada sisi kemanusiaan para pelaku teror dan keluarganya. Tentu saja hal ini tidak menghilangkan peran aparat keamanan yang bertanggung jawab untuk mencegah dan mengatasi kegiatan terorisme ini. Pendekatan kemanusiaan yang dilakukan harus bersinergi, komprehensif dan simultan, baik pencegahan dan penindakan kegiatan terorisme.

sinergi3

Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dan terus akan dilaksanakan oleh TNI AD untuk hadir di tengah masyarakat dan merasakan kehidupan nyata bersama masyarakat khususnya yang membutuhkan perhatian lebih, sangat diperlukan. Sebagai contoh pada daerah yang kumuh, daerah yang kurang akses pendidikan, dan kesehatan, daerah tertinggal, daerah yang padat penduduknya, daerah yang kurang akses informasi dan sebagainya.

Kehadiran anggota TNI AD untuk mengajar, membantu masyarakat mengolah lahan pertanian, membantu mengembangkan usaha ekonomi, membantu memperbaiki akses kesehatan dan transportasi, berolahraga bersama warga, dan saling menyapa, sungguh menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan kegiatan terorisme. Pikiran-pikiran terkait aksi teror, dapat sejak dini diantisipasi dan dihilangkan dengan memberikan pemahaman dan contoh nyata cinta tanah air dan cinta pada kemanusiaan.

TNI AD juga dapat menjadi pelopor kegiatan kemanusiaan tersebut, berkolaborasi dengan berbagai komponen masyarakat yang peduli akan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang makin sejahtera dan toleran serta saling menghargai, akan membantu mengikis keinginan untuk berbuat teror. Pendekatan persuasif dan komunikatif dengan berbagai komponen dalam masyarakat, serta keteladanan dalam berperilaku dan bertindak sesuai aturan main, norma dan adat budaya setempat, dirasakan efektif untuk mencegah terjadinya pikiran dan aksi teror. Semua hal ini terkait dengan kemanusiaan.

Perlu dibangun kesadaran bersama seluruh komponen bangsa dan warga masyarakat bahwa terorisme merupakan acaman dan musuh bersama baik sebagai negara maupun kemanusiaan. Upaya peningkatan kesadaran dan disertai dengan upaya peningkatan kesejahteraan bersama, akses pendidikan, akses kesehatan, akses informasi, komunikasi dan transportasi. TNI AD dan komponen bangsa lainnya dapat berperan secara positif dalam membangun kesadaran bersama ini melalui berbagai aksi nyata bersama masyarakat.

Mengembangkan Komunikasi Sosial 

Komunikasi sosial merupakan kegiatan komunikasi yang menggali, menyampaikan dan meneruskan informasi untuk dipahami oleh publik, sehingga informasi mempunyai dampak bagi masyarakat yang menerima informasi tersebut. Dalam hal ini, perlu dipahami konsepsi bagian-bagian penting dari komunikasi sosial yang meliputi: komunikator yaitu pengirim atau pemberi informasi, pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator, media sebagai alat supaya pesan dapat disampaikan baik melalui verbal, non verbal, visual, lisan dan tulisan, komunikan yaitu penerima pesan dan umpan balik yaitu dampak yang ditimbulkan dari berita yang dikomunikasikan.

Baca juga:  Prajurit Wanita TNI: Kartini Masa Kini Dengan Multi Peran

“Komunikasi sosial yang intens dan berkualitas, berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat dalam menangkap pesan yang disampaikan, sehingga dapat diterima dan dijalan dengan baik”

Komunikasi sosial yang intens dan berkualitas, berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat dalam menangkap pesan yang disampaikan, sehingga dapat diterima dan dijalan dengan baik. Secara khusus, komunikasi sosial yang baik dari TNI AD dapat membantu masyarakat untuk meninggalkan pikiran teror.

Dalam hal ini, penggunaan media sosial yang menarik dan efektif, secara khusus yang ditujukan kepada orang muda, harus menarik, kreatif futuristik mengikuti perkembangan anak-anak milenial. Komunikasi sosial menggunakan berbagai media sosial terkini, dapat menyentuh semua lapisan masyarakat dan yang dipandang paling penting saat ini yaitu generasi muda yang membutuhkan informasi dalam bentuk yang sesuai dengan jiwa dan trend anak muda. Hal ini penting sekali dilakukan oleh TNI AD karena kelompok teroris juga memanfaatkan media sosial terkini untuk memperkenalkan diri dan mempropagandakan berbagai kegiatannya, sehingga dapat mempengaruhi kaum muda yang masih mencari identitas dan mempunyai keingintahuan yang besar. TNI AD dan masyarakat luas dapat melawan berita-berita yang disebarluaskan oleh kelompok teror dengan berita yang menyejukkan, berita yang memberi harapan, dan berita yang membawa kebenaran. Dalam hal ini, peran dari bagian penerangan baik di Kodam, Korem, Kodim dan Koramil sangat penting untuk menjadi ujung tombak kegiatan komunikasi sosial melalui berbagai media, termasuk media sosial terkini.

sinergi4

Komunikasi sosial melalui media sosial selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan komunikasi yang lebih intens dengan kehadiran personil TNI AD di tengah masyarakat. Dalam hal ini, kehadiran Babinsa secara di tengah masyarakat sangat diperlukan dan ditingkatkan. Babinsa dapat hadir setiap saat di tengah masyarakat tanpa ada sekat-sekat yang membatasi, membaur dalam berbagai kegiatan masyarakat dan membantu berbagai kegiatan masyarakat yang membutuhkan. Keteladanan ini sangat diperlukan, sehingga masyarakat merasakan kehadiran TNI AD di setiap gerak langkah kehidupan sehari-hari dan terlindungi dari aksi teror.

Oleh karena itu, untuk membangun kemampuan komunikasi sosial yang baik, Babinsa sebagai ujung tombak kehadiran TNI AD di tengah masyarakat, perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan dan kemampuan komunikasi baik lisan, tertulis dan melalui media sosial terkini. Berbagai solusi praktis harus menjadi kemampuan Babinsa, sehingga betul-betul mampu membantu masyarakat. Perlu disiapkan alat-alat komunikasi bagi Babinsa dan sebaiknya juga dibekali dengan buku saku praktis terkait dengan bagaimana menjalankan komunikasi sosial yang efektif dan efisien dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang dilayani.

Penutup 

Terorisme merupakan kejahatan terhadap negara dan lebih luas lagi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Terorisme sangat mengganggu kehidupan masyarakat di seluruh dunia, dimana hidup menjadi tidak pasti dan penuh dengan kecemasan. Perlu upaya nyata dari semua komponen masyarakat termasuk TNI AD untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dan dampak terorisme. Sinergi antara masyarakat dengan TNI AD sebagai salah satu komponen bangsa dan alat negara, perlu ditingkatkan sehingga menjadi bagian penting dalam penggulangan terorisme.

Sinergi melalui hal-hal kecil sehari-hari yang menyentuh kehidupan masyarakat sangat membantu mengurangi tumbuhnya pikiran teror. Hal ini perlu dilakukan secara simultan dengan penegakan hukum yang telah dilaksanakan oleh pihak yang berwenang. Pendekatan kemanusiaan yang menyentuh hati nurani dan kebutuhan masyarakat, terutama bagi yang kekurangan secara ekomoni, pendidikan, kesehatan, informasi dan kebutuhan dasar lainnya perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Kehadiran TNI AD di kehidupan masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan berkolaborasi lembaga pendidikan dan komponen lainnya sangat diperlukan sehingga bersama-sama masyarakat tersebut dapat membangun kesadaran akan bahaya terorisme dan melakukan pencegahan sejak dini. Komunikasi sosial yang intens dengan menggunakan berbagai media, khususnya media sosial terkini menjadi salah satu upaya untuk melawan propaganda terorisme yang juga menggunakan media sosial untuk mempengaruhi masyarakat, khususnya generasi muda. (Dispenad/Yudhagama)

Biodata Penulis

 penulis

Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan, L.P.M., kelahiran Mataram 28 agustus 1971, merupakan Rektor Universitas Tarumanagara dan jabatan bidang keahlian sebagai Kepala bagian perancangan mekanikal dan otomasi.

Lulusan UGM tahun 1995 (S1 teknik mesin), UI tahun 2003 (S2 teknik mesin) dan UI tahun 2011 (S3 teknik mesin) sedangkan jenjang Profesor diraih tahun 2014.

Pengalaman kerja diawali tahun 1995 di PT. IPTN Bandung, tahun 1996-1998 di PT Indomobil Suzuki dan tahun 1999 mulai berkarir di Universitas Tarumanagara sebagai Dosen tetap, beberapa jabatan penting yang dilalui seperti Sekretaris jurusan teknik, Staf Wakil Rektor bidang pengembangan akademik, Ketua senat Fakultas Teknik, Dekan Fakultas Teknik dan tahun 2016 diangkat sebagai Rektor Universitas Tarumanagara sampai dengan sekarang.

Disamping itu Tahun 2016 ditunjuk sebagai komisaris PT. BBS dan tahun 2017 sebagai komisaris PT. GGS Tbk. Kegiatan profesional antara lain sebagai Majelis penilai Insinyur profesional badan kejuruan Mesin PII tahun 2014 danTim penilai kenaikan jabatan fungsional Dosen Kopertis Wilayah III Jakarta tahun 2017 sampai sekarang.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel